Burung cendrawasih adalah keluarga burung surga terdiri dari 42 species. Sebagian besarnya hidup di hutan hujan tropis di Tanah Papua dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Ada juga yang mendiami Halmahera, Aru dan pesisir timur laut Australia.
Burung Cendrawasih terbagi atas dua kelompok. Yang monogamous dan bulunya hitam mengilat disebut manucode (5 spesies). Yang polygynous adalah burung cendrawasih yang sebenarnya. Yang jantan memiliki bulu yang indah sekali sedangkan yang betina memiliki bulu berwarna coklat atau hitam dengan garis-garis di dada hingga perut. Masyarakat adat biasanya mengenakan bulu burung surga sebagai hiasan di kepala dalam berbagai upacara adat maupun penyambutan tamu.
Berikut ini adalah beberapa spesies sering saya lihat ketika memandu wisatawan di hutan Papua Barat:
- Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra) adalah salah satu spesies burung surga yang hidup di hutan hujan tropis Pulau Waigeo. Mirip dengan Cendrawasih Kuning Kecil, burung ini suka berdansa secara berkelompok di pagi dan sore hari pada suatu pohon tertentu di hutan. Beberapa ekor jantan saling bersaing mempertunjukkan kepiawaian mereka berdansa. Jika sang betina terkesan dengan tarian seekor jantan, maka ia bersedia dikawini oleh jantan tersebut. Cendrawasih Merah bisa ditemukan di Pulau Waigeo, Gam, Batanta dan sekitarnya.
- Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) - burung ini hidup di dataran rendah hingga pegunungan rendah daerah Sorong, Tambrauw, Manokwari, Manokwari Selatan, Sorong Selatan, Bintuni, Fakfak, Kaimana, Teluk Wondama, Nabire, Yapen Waropen, Sarmi, Jayapura hingga kawasan utara Papua New Guinea. Karena bulunya yang indah berwarna kuning, putih, coklat, dan hijau tua maka burung ini kerap menjadi target utama perburuan liar dan perdagangan satwa. Burung Cendrawasih dijadikan lambang di berbagai organisasi baik milik pemerintah maupun swasta. Ada juga institusi pendidikan yang memakai nama cendrawasih. Di dunia pariwisata, ada beberapa tempat di Papua Barat yang menjadi lokasi pengamatan burung Cendrawasih Kuning Kecil antara lain Hutan Susnguakti di Manokwari, hutan Fef di Pegunungan Tambrauw dan hutan Malagufuk di Pegunungan Tambrauw.
- Western Parotia (Parotia sefilata) hidup di hutan Pegunungan Tinggi Papua Barat terutama di Pegunungan Arfak dan Tambrauw. Warna bulu di badan burung jantan adalah hitam, dengan dadanya yang kuning metalik. Jika ia sedang berdansa atau bergerak, warnanya berubah seakan memantulkan cahaya yang mengenainya. Ada 3 buah antena di masing-masing sisi kepalanya. Di atas kepala sang jantan ada warna putih. Bola mata burung jantan berwarna biru. Burung Parotia Barat jantan memiliki tempat dansa di permukaan tanah yang dia bersihkan sendiri dari daun-daun dan ranting yang jatuh. Di pagi dan sore hari, ia akan memanggil pasangan betinanya untuk menonton kepiawaiannya berdansa. Jika sang betina terkesan dengan tarian tersebut, mereka akan kawin.
- Cendrawasih Raja memiliki ukuran tubuh yang kecil. Paruhnya kuning oranye, sayap atas merah dan dadanya putih. Ada dua antena di ekornya yang ujungnya ada bulatan berwarna hijau. Cendrawasih Raja hidup di pohon yang dililit tanaman tali yang bergelantungan di cabang dan batang pohon. Setiap burung jantan memiliki pohonnya sendiri-sendiri.
- Cendrawasih Dada Biru disebut juga Toowa Cemerlang. Dari kejauhan warna sebagian besar badannya adalah hitam. Burung ini hidup di hutan dataran rendah dan pegunungan rendah di Papua Barat. Suaranya terdengar nyaring sepanjang hari. Caranya berdansa mirip penari pemandu sorak (cheer leader). Burung jantannya memilih tali atau cabang pohon yang datar untuknya berdansa. Ranting kecil di sekitar cabang, biasanya dia bersihkan terlebih dahulu.
Lokasi pengamatan Cendrawasih Dada Biru ada di banyak tempat antara lain di Kampung Klatomok di luar kota Sorong, di hutan Susnguakti di luar kota Manokwari dan di Pantai Weyos Kabupaten Tambrauw. Untuk memotret burung ini, kita perlu kesabaran dengan duduk di dalam pondok pengamatan atau mengenakan kamuflase.
Teropong pengamatan burung yang saya rekomendasikan:
Kamera yang cocok untuk memotret burung ada berbagai jenis. Yang terbaik tentunya kamera D-SLR bersensor besar dengan lensa telefoto seperti Sigma 150-600mm Sport. Para pengamat burung yang bukan fotografer serius biasanya menggunakan kamera point and shoot seperti Nikon Coolpix P900, P1000 dan Canon SX70HS.