Burung Cendrawasih Kuning Kecil (
Paradisaea minor) terkenal dengan warna bulunya yang kuning keemasan dipadu dengan warna coklat di sekujur badannya serta hijau di bagian lehernya. Ciri-ciri keindahan fisik ini bisa kita lihat juga di spesies serupa lainnya yaitu Cendrawasih Kuning Besar (
Paradisaea apoda) yang hidup di hutan hujan tropis Kepulauan Aru dan dataran Tanah Papua bagian selatan sekitar Taman Nasional Lorentz hingga ke wilayah hutan sekitar Merauke.
|
Cendrawasih jantan sedang bertanding dansa |
Arti bahasa Latin di atas sebenarnya adalah Burung Surga Tak berkaki. Mungkin kita burung ini tiba di Eropa dalam keadaan telah dikeringkan/ diawetkan, daging, isi perut dan kakinya sudah dikeluarkan atau dilepas oleh pemburu, sehingga tinggal kulit, tengkorak dan bulunya yang indah. Akibatnya para ilmuan barat yang saat itu memeriksanya kemudian memberi nama
Paradisaea apoda.
|
Cendrawasih jantan didampingi dua ekor betina |
Sebenarnya keindahan Burung Cendrawasih tidak terbatas pada warna bulunya yang kuning keemasan itu. Burung surga ini memiliki kemampuan berdansa yang tidak dimiliki spesies burung lain. Di pagi dan sore hari, burung Cendrawasih Kuning jantan berkumpul di cabang-cabang pohon tertentu untuk menggelar pertandingan dansa di antara mereka. Tujuannya adalah untuk memikat dan kawin dengan pasangan burung betina.
|
Secara alami burung Cendrawasih Kuning adalah poligami |
Burung Cendrawasih Kuning Kecil maupun Cendrawasih Kuning Besar bisa memiliki pasangan kawin lebih dari satu. Jadi secara alami Cendrawasih menganut poligami. Burung Cendrawasih jantan yang berhasil mementaskan tarian pemikat betina dengan baik akan memenangkan kontes dansa. Hal ini bisa dengan mudah kita lihat di foto. Ada beberapa burung surga betina di kedua sisi burung jantan yang tampil sebagai pemenang dansa.
Di sinilah fenomena seleksi alam dalam teori evolusi seperti yang dikemukakan oleh Darwin berlaku. Namun demikian nampak ada keunikan tersendiri dalam burung Cendrawasih Kuning Kecil, bukan hanya burung kuat dan bisa memperoleh makanan saja yang akan bertahan tapi burung yang bisa memperagakan Tarian Cendrawasih dan keindahan warna bulunya yang bagus akan menang. Kadang dalam berkompetisi di antara sesama jantan, ketika persaingan dalam tari-tarian berlangsung sengit, terjadi perkelahian di antara mereka. Ada yang bahkan sampai jatuh ke tanah. Namun dengan gigihnya burung yang jatuh tersebut akan bangkit dan terbang lagi ke atas pohon serta melanjutkan pertandingan tari-tarian tersebut.
Dalam dunia avifauna Tanah Papua, burung lain yang memiliki tarian pemikat betina adalah flame bowerbird dan masked bowerbird. Burung api masked ini, menurut pendapat saya pribadi, memiliki keindahan tarian yang terbaik di antara banyak spesies burung di dunia. Saya pernah menonton tariannya selama lebih dari satu jam. Mengenai spesies burung api ini, dan juga spesies burung surga Parotia Barat yang suka berdansa, akan saya bahas di lain waktu.
Tempat-tempat Wisata Pengamatan Burung Cendrawasih
Ada beberapa tempat wisata pengamatan burung Cendrawasih di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Beberapa di antaranya adalah: Manokwari, Sorong, Wondama, Tambrauw, dan Jayapura. Ini ditulis oleh Charles Roring.
Baca juga: