Burung Cendrawasih terkenal dengan keindahan warnanya. Kebanyakan masyarakat umum mengenal satu atau dua spesies saja seperti Cendrawasih Kuning Kecil (Lesser Birds of Paradise) di dataran utama Pulau Papua dan Cendrawasih Merah (Red Bird of Paradise) yang hidup di beberapa pulau besar di Raja Ampat. Sebenarnya dalam dunia sains, berdasarkan artikel di wikipedia, ada 42 spesies.
Seekor Cendrawasih Kuning Kecil Jantan dan dua ekor betina |
Aktivitas dansa dan kawin umumnya berlangsung di pagi hari dari jam 06.00 sampai sekitar jam 09.00 atau lebih serta di sore hari mulai 15.00 hingga 17.30 sore hari.
Sinar matahari yang menembus celah-celah pohon dan mengenai sekujur tubuh burung-burung surga tersebut akan membuat warna kuning, putih, hijau dan coklat semakin kontras dan cerah. Keindahan burung Cendrawasih yang dipadu dengan tari-tarian alamnya di dahan-dahan pohon yang tinggi tersebut memukau setiap orang yang menontonnya.
Para wisatawan pengamat burung sangat suka menonton Burung Cendrawasih. Mereka akan membawa binoculars dan kamera telefoto untuk melihat dan memotret atau membuat video burung tersebut.
Wilson's Bird of Paradise |
Sebenarnya, tidak semua spesies burung surga memiliki warna bulu kuning keemasan. Ada yang juga yang berwarna hitam mengilap seperti Black Sicklebill dan Western Parotia serta yang berwarna merah dan putih seperti Burung Surga Raja (King Bird of Paradise). Ada juga yang berwarna biru seperti Blue Bird of Paradise. Di Kepulauan Raja Ampat, ada Wilson's Bird of Paradise yang bulunya berwarna-warni dan di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Cendrawasih Botak. Burung Cendrawasih sebagian besar bisa ditemukan di Tanah Papua (Papua New Guinea dan West Papua yang terdiri dari Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat).
Burung Toowa Cemerlang (Magnificent Riflebird) |
Tetapi ada sejumlah spesies yang bisa ditemukan di daerah lain seperti Wallace Standard Wing di Halmahera, Greater Bird of Paradise di Kepulauan Aru dan Victoria's Riflebird di Benua Australia.
Di Indonesia, burung Cendrawasih adalah satwa yang dilindungi. Fungsinya sebagai penyebar biji-bijian dari buah yang dimakannya penting bagi kelangsungan hidup hutan hujan tropis. Burung Cendrawasih juga banyak dipakai sebagai nama lembaga pendidikan, toko, perusahaan, gedung-gedung pemerintah maupun swasta. Hal yang sama juga kita temukan di berbagai lirik lagu, puisi hingga cerita-cerita rakyat.
Habitat Burung Cendrawasih semakin berkurang karena perluasan pemukiman manusia, pembukaan lahan pertanian dan perkebunan, pembukaan jalan raya ke berbagai daerah terpencil, aktivitas penebangan logging hingga pertambangan.
Kita perlu lebih sungguh-sungguh lagi melindungi satwa burung surga ini, dan melestarikan ekosistem hutan hujan tropis, agar generasi sekarang maupun yang akan datang, tetap bisa melihat tari-tarian Burung Cendrawasih dengan kemilau warna bulunya yang indah. Ditulis oleh Charles Roring.
No comments:
Post a Comment