Pages

Thursday, August 26, 2021

Burung Cendrawasih Parotia Barat di Hutan Manokwari

Burung Cendrawasih adalah daya tarik wisata alam yang terkenal di berbagai negara. Salah satu destinasi pengamatan burung surga ini adalah Kabupaten Manokwari. Sebelum Pandemi Covid-19, ada ratusan wisatawan domestik maupun internasional yang datang untuk mengamati burung-burung Cendrawasih tersebut. 

Dalam Bahasa Inggris, burung Cendrawasih lebih dikenal dengan istilah Birds of Paradise atau Burung Surga. Menurut Wikipedia, ada 42 spesies yang dikenal dalam dunia sains dan sebagian besar hidup di Tanah Papua. 

Sebagai salah satu destinasi penting wisata pengamatan burung surga, ada beberapa lokasi yang dituju oleh wisatawan pengamat burung dan satwa liar ketika menjelajah hutan-hutan di Kabupaten Manokwari. Beberapa di antaranya adalah:

  • Hutan Susnguakti - Hutan ini terletak di sebelah timur Pegunungan Arfak dan merupakan habitat alami bagi Cendrawasih Kuning Kecil (Lesser Birds of Paradise), Cendrawasih Raja (King Bird of Paradise), Cendrawasih Dada Biru atau Toowa Cemerlang (Magnificent Riflebird), Glossy-mantled Manucode, dan lain sebagainya. 
Western Parotia (Parotia sefilata)
Burung Parotia Barat
  • Hutan Soyti - Hutan ini terletak di Distrik Mokwam dan merupakan habitat alami bagi burung Parotia Barat, Vogelkop Superb Bird of Paradise, Burung Black Sicklebill, Cendrawasih Belah Rotan atau dalam bahasa lokal disebut Knang (Magnificent Bird of Paradise) dan Lesser Bird of Paradise, Long-tailed Paradigala, dan lain-lain.
  • Hutan Syioubri juga adalah kawasan hutan di Distrik Mokwam yang sangat terkenal dengan wisata pengamatan burung di mana jumlah spesiesnya mirip dengan yang terdapat di hutan Soyti. Burung-burung di Hutan Soyti, Syioubri dan kawasan pegunungan tinggi dari Arfak memiliki tingkat endemisitas yang tinggi sekali sehingga menarik perhatian dunia.
Hutan di elevasi ini juga merupakan habitat alami berbagai spesies burung lainnya seperti Kumkum Pegunungan (Papua Mountain Pigeon), beberapa spesies burung hantu, burung wajah emas (golden face), dan masih banyak lagi.
Selain itu pula, kawasan lain di Manokwari yang dikunjungi oleh wisatawan manca negara adalah Hutan Mesirrokow yang  terletak di Pantai Utara Manokwari. Karena jalan mobil tidak tersedia maka kawasan hutan ini tidak terlalu diketahui oleh wisatawan lokal. 
Western Parotia Bird of Paradise
Parotia Barat sedang berdansa
Wisatawan yang berkunjung ke hutan-hutan tersebut di atas selalu didampingi oleh masyarakat lokal sehingga manfaat ekonomi mereka juga bisa dirasakan. Mereka bisa bekerja sebagai porter, pemandu, penyedia jasa homestay, penjual buah dan sayuran. 
Di seluruh Tanah Papua, ada ratusan kawasan hutan yang menjadi lokasi pengamatan Burung Surga, beberapa di antaranya akan saya bahas di kesempatan lain. Yang jelas, wisata pengamatan burung ini cukup bermanfaat dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan juga memotivasi warga setempat, masyarakat umum dan pemerintah untuk saling mendukung dalam melestarikan hutan hujan tropis tersebut.
Perlengkapan Pengamatan Burung dan Satwa Liar (Wildlife Watching Equipment)
Rata-rata wisatawan pengamat burung dan satwa liar membawa peralatan seperti binocular, spotting scope dan kamera d-slr dengan lensa panjang. Ada juga yang membawa laser pointer dengan cahaya berwarna hijau untuk memudahkan penunjukkan satwa yang hendak diamati. Buku panduan lapangan yang dibawa adalah Birds of New Guinea karya Bruce Beehler dan Thane K. Pratt atau buku lain dengan judul serupa yakni Birds of New Guinea including Bismarck Archipelago and Bougainville karya Phil Gregory. 
Ini ditulis oleh Charles Roring.

Baca juga

No comments:

Post a Comment