Kota Sorong memegang peranan yang sangat strategis karena merupakan pintu gerbang bagi wisatawan yang hendak berlibur ke Raja Ampat maupun Tambrauw. Kabupaten Sorong yang sebagian besar wilayahnya masih ditutupi oleh hutan hujan tropis memiliki banyak sekali kampung yang layak dikunjungi oleh wisatawan pencinta alam.
|
Pramuwisata Kostan Magablo saat sedang memandu wisatawan Inggris |
Sebelum Pandemi Covid melanda Indonesia banyak sekali wisatawan domestik maupun manca negara yang menikmati tur di hutan Sorong untuk mengamati burung, hewan melata, mamalia serta serangga yang berwarna-warni. Mereka umumnya melakukan perjalanan wisata ke kampung-kampung di pinggir kota Sorong.
|
Kakaktua Raja |
Kampung Klatomok adalah salah satu dari beberapa kampung di Kabupaten Sorong yang dikunjungi oleh para wisatawan. Rata-rata mereka menginap di rumah penduduk yang diistilahkan dalam Bahasa Inggris dengan sebutan homestay. Ada tikar, kasur sejumlah spons, kelambu dan toilet di setiap homestay milik warga.
Wisatawan asing biasanya membeli bahan makanan di supermarket di kota Sorong. Ketika berada di kampung, bahan makanan tersebut akan dimasak oleh mama-mama di kampung, ditambah dengan sayur dan buah-buahan lokal dari kampung.
|
Kampung Klatomok |
Wisatawan dari manca negara dari Eropa, Australia, dan Amerika kebanyakan membawa teropong dua tabung (binocular) dan kamera yang dilengkapi lensa telefoto. Ada juga yang membawa teropong satu tabung (spotting scope) yang biasanya dipasang di atas tripod. Teropong ini sangat bermanfaat untuk pengamatan satwa yang berada di pepohonan yang tinggi dan jauh. Karena teropong berada dalam posisi statis, satwa yang diamati menggunakan alat ini akan nampak jelas dan tajam.
|
Wisatawan domestik Indonesia di Kampung Klatomok |
Aktivitas penjelajahan hutan dilakukan di siang maupun malam hari. Umumnya wisatawan dipandu oleh warga kampung menggunakan penerangan sederhana seperti senter untuk melihat satwa nokturnal seperti wallaby, kuskus.
Selain mengamati satwa, para wisatawan bisa melihat dari dekat bagaimana warga kampung menokok, dan memeras tepung sagu. Wisatawan dapat juga merasakan nikmatnya sagu bakar di kampung Klatomok. Ada sungai kecil di pinggir kampung. Wisatawan bisa mandi di sungai, menikmati airnya yang segar dan dingin, yang mengalir di sela-sela bebatuan.
|
Burung Raja Udang Paruh Kuning |
Untuk menjangkau kampung tersebut, wisatawan domestik maupun manca negara bisa naik kendaraan 4wd dari kilometer 14 (pangkalan kendaraan pick-up 4wd yang melayani jalur Sorong - Tambrauw) dengan lama perjalanan kurang lebih 2 jam. Rata-rata kendaraan pick-up yang tersedia adalah Toyota Hilux atau Mitsubishi Triton. Kendaraan itu akan tiba di depan Kampung Klatomok yang berada dipinggir jalan poros Sorong - Tambrauw.
Bila Pandemi Covid telah bisa diatasi oleh pemerintah dan masyarakat baik lewat vaksinasi maupun PPKM, dan perjalanan wisata sudah diperbolehkan oleh pemerintah, masyarakat yang selama ini merasa bosan karena harus tinggal di rumah terus akan memiliki kerinduan untuk berwisata ke tempat-tempat terbuka yang berudara segar. Salah satu yang saya rekomendasikan adalah Kampung Klatomok.
Jangan lupa untuk membawa perlengkapan seperti krim anti nyamuk, sepatu olah raga, pakaian santai (celana panjang/ pendek bisa dan baju kaos), senter, kamera, teropong (kalau ada).
Semoga ekowisata penjelajahan hutan hujan tropis di Papua Barat ini suatu saat nanti bisa pulih kembali sehingga warga bisa memperoleh pendapatan dari hutan yang mereka miliki dan juga bisa melestarikannya untuk generasi yang akan datang. Ini ditulis oleh Charles Roring.