Saturday, October 10, 2020

Wisata Bahari dan Pelestarian Lingkungan Laut

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi wisata bahari (marine tourism) yang berlimpah. Menurut wikipedia, ada 17.504 pulau di negara ini  tetapi sampai bulan Juli 2017 baru 16.056 pulau yang telah dibakukan namanya oleh PBB. Karena Indonesia berada di katulistiwa dengan sebagian besar perairannya jernih maka terumbu karang tumbuh di sebagian besar pulau-pulau tersebut. 

Setiap tahun puluhan juta wisatawan domestik dan manca negara menikmati aktivitas wisata bahari yang ada di negara ini seperti atraksi nonton ikan lumba-lumba di Raja Ampat hingga olah raga selancar air di Kuta Bali. Ada yang memilih memancing di Pulau Banda tetapi ada yang tertarik melihat Gunung Api Krakatau di Selat Sunda.

Wisatawan Australia sedang memotret pemandangan laut di Raja Ampat
Wisatawan Australia sedang memotret keindahan alam bahari di Raja Ampat

Pemandangan pulau-pulau tropis dan dunia bawah air penuh dengan ikan dan terumbu karang yang berwarna-warni adalah daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh banyak negara. 

Pencemaran Laut

Keunikan dan keindahan alam Indonesia ini yang harus dipelihara dan dilindungi. Sayang sekali, sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, tekanan-tekanan terhadap alam bahari kita semakin mengkhawatirkan. Setiap hari sampah plastik dan limbah rumah tangga maupun industri terus mengalir ke laut.  Hal ini terjadi di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.  Sampah inilah yang mengotori pesisir pantai, menutup terumbu karang sehingga tidak bisa menerima sinar matahari dan mematikan banyak satwa laut.

Jika hal ini terus terjadi, kerusakan lingkungan laut akan semakin parah, biota laut semakin banyak yang mati sehingga alam bahari tidak akan menjadi tempat hidup mahluk hidup yang menyenangkan. 

Pesona Wisata Bahari di Raja Ampat
Keindahan alam bahari di Raja Ampat

Beberapa Langkah untuk Mengurangi Kerusakan Lingkungan Pesisir

Ada sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk menghentikan pencemaran laut tersebut. 

  • Kita harus berhenti membuang sampah sembarangan baik ke selokan, sungai maupun di mana saja. Saat musim hujan air akan mengalirkan semua sampah yang terkumpul di saluran pembuangan menuju sungai dan kemudian ke laut.
  • Kita perlu menggunakan material atau bahan alami. Contohnya memakai baju yang bahannya terbuat dari kapas, benang sutra, atau serat alami lainnya. Zaman dulu, masyarakat membungkus makanan menggunakan daun pisang atau daun jati Saat ini, plastik semakin banyak yang digunakan sebagai pembungkus makanan. Kita perlu kembali ke kearifan lokal yang lebih ramah lingkungan.
  • Kegiatan pembersihan pantai (beach clean-up) dari sampah plastik, logam dan hal-hal lain yang berbahaya perlu dilalukan secara teratur.
  • Kita perlu menciptakan zona penyanggah terutama di daerah yang padat penduduk dan berdekatan dengan pantai. Sekat vegetasi hijau di pesisir pantai akan membantu mengurangi tekanan aktivitas manusia terhadap laut yang bisa berakibat pada kerusakan daerah pesisir yang lebih parah  Di beberapa negara maju, ada badan pemerintah atau swasta yang bertugas untuk mengawasi aliran sungai. Industri yang melepas limbah berbahaya ke sungai ditindak tegas. Pembersihan sungai dilakukan secara terus menerus.
  • Penambangan pasir pantai, batu-batu terumbu karang, penebangan hutan bakau yang membahayakan lingkungan laut perlu ditekan. Selain merusak alam pesisir, hal tersebut akan mengakibatkan abrasi. Terumbu karang dan hutan bakau juga memiliki peran sebagai penahan ombak. 
Sebenarnya masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan alam bahari kita. Yang penting untuk kita sadari bahwa pembangunan dan gaya hidup modern tetap bisa kita nikmati tanpa harus merusak alam bahari kita yang indah ini. Ditulis oleh Charles Roring. 

No comments:

Post a Comment