Tuesday, October 27, 2020

Cendrawasih Merah

Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra) adalah salah satu spesies burung surga yang hidup di hutan hutan tropis Raja Ampat terutama di Pulau Waigeo, Gam dan Batanta. Burung ini memiliki perilaku yang unik yaitu berdansa di dahan-dahan pohon tinggi baik di pagi dan di sore hari. Dalam bahasa Inggris, namanya adalah Red Bird of Paradise. Satwa ini dilindungi sehingga siapa saja tidak boleh menangkapnya. 

Cendrawasih Merah atau Red Bird of Paradise
Seekor Cendrawasih Merah jantan sedang menari di cabang pohon yang tinggi

Di Raja Ampat, wisata pengamatan burung Cendrawasih Merah semakin diminati oleh wisatawan nusantara maupun manca negara. Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi oleh wisatawan seperti wilayah selatan (Saporkren) dan utara (Urbinasopen) Pulau Waigeo serta kawasan Teluk Kabui. 

Untuk menontonnya, wisatawan perlu membawa binokular. Saya sarankan yang bermerek Nikon (seperti Nikon Monarch 5 10×42mm), Leica, Swarovski, atau Bushnell. Binokular bisa dibeli lewat Tokopedia, Lazada dan Bukalapak. Ada juga yang membawa kamera d-slr dengan lensa telefoto. Kalau lensanya cuma 300 mm, lebih baik, pemakainya menambah tele-converter 2×. Ada juga kamera bridge seperti Canon SX70 HS, Nikon P1000, Sony RX10 IV atau kamera jadul Fujifilm HS50EXR. 



Cendrawasih Merah jantan
Cendrawasih Merah/ Red Bird of Paradise

Ketika matahari terbit dan langit cerah, burung-burung Cendrawasih Merah jantan akan terbang ke tempat di mana mereka biasa berkumpul untuk berdansa. Sebenarnya mereka menari untuk memikat pasangan betinanya supaya diajak kawin. Kadang persaingan terlalu sengit sehingga mengakibatkan perkelahian. Mereka juga menari di sore hari. Durasinya rata-rata dari jam 06.00-09.00 atau dari jam 14.30-17.30. Sebenarnya waktu tersebut di atas bukan jadwal standard. Jam dansa sangat dipengaruhi oleh cuaca. 

Selama berkeliling kawasan hutan dan pantai di Raja Ampat, kita bisa melihat banyak sekali burung yang lain seperti Rufous-bellied Kookaburra, Beach Kingfisher (Raja Udang Pantai), Common Paradise Kingfisher, Eclectus Parrot (Nuri Bayan), Palm Cockatoo (Kakaktua Raja), Sulphur-crested Cockatoo (masyarakat lokal umumnya menyebutnya Kakaktua Putih), White-bellied Sea Eagle (Eagle Perut Putih), Brahminy Kite (Elang Bondol), Pinon Imperial Pigeon (Kumkum), dan masih banyak lagi. 

Baca juga:

Monday, October 12, 2020

Jelajah Hutan di Malam Hari

wisatawan amerika jelajah hutan Distrik Selemkai di Kabupaten Tambrauw
Wisatawan Amerika Serikat sedang memotret burung di malam hari ditemani masyarakat kampung.
Salah satu aktivitas ekowisata yang sangat diminati oleh wisatawan terutama dari manca negara adalah jelajah hutan di malam hari. Sebagai seorang pramuwisata, saya telah melaksanakan kegiatan ini banyak kali, bekerja sama dengan warga kampung di Manokwari, Sorong, Pegunungan Arfak, Tambrauw hingga Raja Ampat. 


Burung Large-tailed Nightjar
Burung Large-tailed Nightjar yang dipotret di malam hari di pinggir sungai Hutan Mesirrokow, Manokwari

Hutan hujan tropis di Papua Barat memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Ada burung-burung surga seperti Cendrawasih Kuning Kecil, Cendrawasih Raja, Cendrawasih Dada Biru (Toowa Cemerlang), Cendrawasih Magnificent (knang), Cendrawasih Ballerina (Western Parotia), Cendrawasih Botak (Wilson's Bird of Paradise) dan masih banyak lagi. 

Ada juga hewan lainnya seperti rusa, kuskus, tikus tanah, lao-lao, ular, serangga belalang, kumbang, kunang-kunang, jangkrik, moth (kupu-kupu malam). Hewan ini terkadang lebih mudah dijumpai di malam hari ketika mereka keluar dari persembunyiannya untuk mencari makan atau kawin.

kuskus pohon
Kuskus Pohon di Hutan Susnguakti, Manokwari

Kegiatan jalan malam di hutan biasanya dilakukan setelah makan malam, kira-kira sekitar jam 20.30. Di hutan Susnguakti Manokwari, target utama dalam pengamatan adalah kuskus pohon, dan soa-soa duri. Di hutan Lembah Klasow, biasanya yang kita lihat adalah Lao-lao (semacam kanguru tanah berukuran kecil yang dalam bahasa Inggris kita sebut wallaby). 

Red-bellied Pitta in Tropical Rainforest of Manokwari
Burung Pitta Perut Merah Papua di Hutan Susnguakti, Manokwari

Ada banyak ular di hutan Susnguakti, baik ular pohon maupun yang berjalan di tanah. Yang paling berbahaya adalah Ular Putih (ikaheka). Ular ini telah memakan banyak korban jiwa. Oleh karena itu, setiap tur yang kami jalankan di hutan ini selalu mewajibkan peserta untuk mengenakan sepatu. Di samping itu pula, jalan setapak yang ada di dalam hutan kami bersihkan dengan sapu lidi secara teratur. 

Setelah berjalan selama beberapa menit di hutan, kami biasanya berhenti di pepohonan yang ada talinya. Pada saat itu, orang kampung akan memanggil kuskus dengan meniru suara betinanya. Kalau terdengar suara di cabang-cabang pohon, kemungkinan besar, kuskusnya mulai turun. Kalau lama tidak ada kehadiran kuskus, saya, wisatawan dan warga kampung yang menemani kami akan pindah ke lokasi lain. Tingkat keberhasilan untuk melihat kuskus cukuplah tinggi ketika bulan mati (saat tidak ada cahaya bulan di langit sehingga hutan lebih gelap, tetapi tetap ada kerlap-kerlip bintang, atau cahaya dari kunang-kunang dan jamur yang bercahaya di malam hari). 

Aktivitas jelajah hutan bisa berlangsung hingga jam 23.00 atau bahkan jam 01.00 lewat tengah malam.

Di Tambrauw obyek utama pengamatan adalah rusa, ada lokasi tertentu di hutan Lembah Ases tempat minum rusa dan satwa liar lainnya. Biasanya kami ke sana sekitar jam 21.00. Kami melihat rusa minum air di tempat itu. Lembah Ases adalah lokasi wisata pengamatan burung dan satwa liar yang indah sekali di Pegunungan Tambrauw. 

Burung Pitta Kepala Hitam di Hutan Distrik Selemkai di Lembah Klasow Kabupaten Tambrauw
Burung Pitta Kepala Hitam (Hooded Pitta)
di Hutan Sorong

Kawasan Pesisir Tambrauw juga layak dijelajahi terutama di malam hari. Ada penyu yang suka mendarat terutama dari bulan April hingga September. Penyu belimbing adalah target pengamatan yang utama tetapi ada juga penyu lekang, hawksbill dan hijau yang juga mendarat di pantai untuk bertelur. 

Hal yang sama juga bisa kita temui di Pantai di Pulau Waigeo, Raja Ampat. Ketika menjelajah pesisir pantai di malam hari di utara pulau itu, kita bisa melihat penyu mendarat untuk bertelur.

Wisatawan Russia di hutan Susnguakti Manokwari
Wisatawan Russia Jelajah Hutan Susnguakti Manokwari dipandu warga setempat

Nah, jika Anda tertarik untuk berkunjung ke Papua Barat untuk menikmati aktivitas ekowisata baik di hutan dan di pantai (snorkeling untuk melihat keindahan terumbu karang dan ikan yang berwarna-warni), silahkan menghubungi saya lewat whatsapp; +6281332245180 atau email: peace4wp@gmail.com. 

Artikel ini ditulis oleh Charles Roring.

Saturday, October 10, 2020

Wisata Bahari dan Pelestarian Lingkungan Laut

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki potensi wisata bahari (marine tourism) yang berlimpah. Menurut wikipedia, ada 17.504 pulau di negara ini  tetapi sampai bulan Juli 2017 baru 16.056 pulau yang telah dibakukan namanya oleh PBB. Karena Indonesia berada di katulistiwa dengan sebagian besar perairannya jernih maka terumbu karang tumbuh di sebagian besar pulau-pulau tersebut. 

Setiap tahun puluhan juta wisatawan domestik dan manca negara menikmati aktivitas wisata bahari yang ada di negara ini seperti atraksi nonton ikan lumba-lumba di Raja Ampat hingga olah raga selancar air di Kuta Bali. Ada yang memilih memancing di Pulau Banda tetapi ada yang tertarik melihat Gunung Api Krakatau di Selat Sunda.

Wisatawan Australia sedang memotret pemandangan laut di Raja Ampat
Wisatawan Australia sedang memotret keindahan alam bahari di Raja Ampat

Pemandangan pulau-pulau tropis dan dunia bawah air penuh dengan ikan dan terumbu karang yang berwarna-warni adalah daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki oleh banyak negara. 

Pencemaran Laut

Keunikan dan keindahan alam Indonesia ini yang harus dipelihara dan dilindungi. Sayang sekali, sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk, tekanan-tekanan terhadap alam bahari kita semakin mengkhawatirkan. Setiap hari sampah plastik dan limbah rumah tangga maupun industri terus mengalir ke laut.  Hal ini terjadi di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.  Sampah inilah yang mengotori pesisir pantai, menutup terumbu karang sehingga tidak bisa menerima sinar matahari dan mematikan banyak satwa laut.

Jika hal ini terus terjadi, kerusakan lingkungan laut akan semakin parah, biota laut semakin banyak yang mati sehingga alam bahari tidak akan menjadi tempat hidup mahluk hidup yang menyenangkan. 

Pesona Wisata Bahari di Raja Ampat
Keindahan alam bahari di Raja Ampat

Beberapa Langkah untuk Mengurangi Kerusakan Lingkungan Pesisir

Ada sejumlah hal yang bisa kita lakukan untuk menghentikan pencemaran laut tersebut. 

  • Kita harus berhenti membuang sampah sembarangan baik ke selokan, sungai maupun di mana saja. Saat musim hujan air akan mengalirkan semua sampah yang terkumpul di saluran pembuangan menuju sungai dan kemudian ke laut.
  • Kita perlu menggunakan material atau bahan alami. Contohnya memakai baju yang bahannya terbuat dari kapas, benang sutra, atau serat alami lainnya. Zaman dulu, masyarakat membungkus makanan menggunakan daun pisang atau daun jati Saat ini, plastik semakin banyak yang digunakan sebagai pembungkus makanan. Kita perlu kembali ke kearifan lokal yang lebih ramah lingkungan.
  • Kegiatan pembersihan pantai (beach clean-up) dari sampah plastik, logam dan hal-hal lain yang berbahaya perlu dilalukan secara teratur.
  • Kita perlu menciptakan zona penyanggah terutama di daerah yang padat penduduk dan berdekatan dengan pantai. Sekat vegetasi hijau di pesisir pantai akan membantu mengurangi tekanan aktivitas manusia terhadap laut yang bisa berakibat pada kerusakan daerah pesisir yang lebih parah  Di beberapa negara maju, ada badan pemerintah atau swasta yang bertugas untuk mengawasi aliran sungai. Industri yang melepas limbah berbahaya ke sungai ditindak tegas. Pembersihan sungai dilakukan secara terus menerus.
  • Penambangan pasir pantai, batu-batu terumbu karang, penebangan hutan bakau yang membahayakan lingkungan laut perlu ditekan. Selain merusak alam pesisir, hal tersebut akan mengakibatkan abrasi. Terumbu karang dan hutan bakau juga memiliki peran sebagai penahan ombak. 
Sebenarnya masih ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk melestarikan alam bahari kita. Yang penting untuk kita sadari bahwa pembangunan dan gaya hidup modern tetap bisa kita nikmati tanpa harus merusak alam bahari kita yang indah ini. Ditulis oleh Charles Roring.