Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra) adalah salah satu spesies burung surga yang hidup di hutan hutan tropis Raja Ampat terutama di Pulau Waigeo, Gam dan Batanta. Burung ini memiliki perilaku yang unik yaitu berdansa di dahan-dahan pohon tinggi baik di pagi dan di sore hari. Dalam bahasa Inggris, namanya adalah Red Bird of Paradise. Satwa ini dilindungi sehingga siapa saja tidak boleh menangkapnya.
Seekor Cendrawasih Merah jantan sedang menari di cabang pohon yang tinggi |
Di Raja Ampat, wisata pengamatan burung Cendrawasih Merah semakin diminati oleh wisatawan nusantara maupun manca negara. Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi oleh wisatawan seperti wilayah selatan (Saporkren) dan utara (Urbinasopen) Pulau Waigeo serta kawasan Teluk Kabui.
Untuk menontonnya, wisatawan perlu membawa binokular. Saya sarankan yang bermerek Nikon (seperti Nikon Monarch 5 10×42mm), Leica, Swarovski, atau Bushnell. Binokular bisa dibeli lewat Tokopedia, Lazada dan Bukalapak. Ada juga yang membawa kamera d-slr dengan lensa telefoto. Kalau lensanya cuma 300 mm, lebih baik, pemakainya menambah tele-converter 2×. Ada juga kamera bridge seperti Canon SX70 HS, Nikon P1000, Sony RX10 IV atau kamera jadul Fujifilm HS50EXR.
Cendrawasih Merah/ Red Bird of Paradise |
Ketika matahari terbit dan langit cerah, burung-burung Cendrawasih Merah jantan akan terbang ke tempat di mana mereka biasa berkumpul untuk berdansa. Sebenarnya mereka menari untuk memikat pasangan betinanya supaya diajak kawin. Kadang persaingan terlalu sengit sehingga mengakibatkan perkelahian. Mereka juga menari di sore hari. Durasinya rata-rata dari jam 06.00-09.00 atau dari jam 14.30-17.30. Sebenarnya waktu tersebut di atas bukan jadwal standard. Jam dansa sangat dipengaruhi oleh cuaca.
Selama berkeliling kawasan hutan dan pantai di Raja Ampat, kita bisa melihat banyak sekali burung yang lain seperti Rufous-bellied Kookaburra, Beach Kingfisher (Raja Udang Pantai), Common Paradise Kingfisher, Eclectus Parrot (Nuri Bayan), Palm Cockatoo (Kakaktua Raja), Sulphur-crested Cockatoo (masyarakat lokal umumnya menyebutnya Kakaktua Putih), White-bellied Sea Eagle (Eagle Perut Putih), Brahminy Kite (Elang Bondol), Pinon Imperial Pigeon (Kumkum), dan masih banyak lagi.
Baca juga: