Pages

Tuesday, September 1, 2020

Kisah 5 Wisatawan Belanda Naik Kapal Perintis ke Tambrauw

Salah satu cara murah untuk menikmati keindahan pesisir pantai Tambrauw adalah dengan naik kapal perintis. Saya pernah memandu wisatawan Belanda melihat kampung-kampung di pesisir pantai utara Tambrauw dengan naik KM Kasuari Pasifik 3. Sebelum berlayar, kami berbelanja bahan makanan terlebih dahulu di supermarket di Manokwari. Kami meninggalkan Pelabuhan Manokwari di sore hari. Sang nakhoda berbaik hati mengizinkan kamarnya untuk disewa oleh wisatawan yang jumlahnya 5 orang dari Negeri Belanda.
Sefa international in West Papua
Wisatawan Belanda di KM Kasuari Pasifik 3
Kapal tersebut singgah di Saukorem, Imbuan, Waibem, Wau, Warmandi, Saubeba, Kwor, Opmare, Werur, Sausapor, lalu ke Sorong.
Kapal tersebut menghabiskan waktu selama 2 - 3 jam di setiap persinggahan untuk menurunkan serta menaikkan barang dan penumpang. Umumnya kapal tidak sandar di pelabuhan tapi hanya berlabuh di laut. Wisatawan dan penumpang boleh turun ke darat dengan perahu-perahu motor milik warga kampung yang merapat di samping lambung kapal. ABK akan menurunkan tangga kapal untuk memudahkan naik- turunnya penumpang dan barang.
Wisatawan bisa memanfaatkan waktu kosong tersebut untuk keliling kampung, mandi di pantai, mancing ikan di buritan kapal atau memotret keindahan alam yang ada di daerah itu.
Traveling by ship along the northern coast of Papua Barat
Wisatawan Belanda mencoba rasa pinang

Kapal Kasuari Pasifik III yang membawa kami dengan ratusan penumpang lainnya tersebut ternyata sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan putaran ekonomi di kampung-kampung pesisir Tambrauw. Rata-rata masyarakat membawa hasil bumi berupa pisang, kelapa, bijih kakao untuk dijual di kota Sorong. Ada yang menjualnya juga ke ABK untuk kemudian dijual lagi ke kota Sorong.
Warga masyarakat di pantai Saubeba dengan pisang dan kelapa sedang menunggu perahu motor untuk dimuat ke kapal.

Naik kapal perintis di Papua Barat
Wisatawan Belanda bersama para guru yang diperbantukan oleh pemerintah ke sekolah-sekolah di Kabupaten Tambrauw

Pegawai pemerintah, guru, mahasiswa juga memanfaatkan kapal tersebut. Harga tiket per orang dari Manokwari ke Sausapor sangatlah murah yaitu Rp. 50,000. Mungkin harganya telah naik sekarang, tetapi saya yakin bahwa hal tersebut masih terjangkau bagi masyarakat umum.

Berwisata ke Tambrauw di Papua Barat, wisatawan membeli hiasan manik-manik ikat kepala dan tas anyaman buatan seorang Mama Papua
Wisatawan Belanda sedang berpose bersama seniman Papua yang membuat hiasan manik-manik ikat kepala dan tas anyaman yang dikenakannya.

Selama berada dalam perjalanan, masyarakat dan ABK memperlakukan wisatawan dengan ramah. Wisatawan dan para penumpang lainnya saling berbagi bahan makanan, berbagi cerita dan berfoto bersama.
KM Kasuari Pasifik 3 memang bukan kapal mewah. Namun demikian kapalnya lumayan bersih ketika kami menaikinya.
KM. Kasuari Pasifik 3 yang sarat dengan muatan kelapa dan pisang untuk dijual ke Sorong

Setelah menikmati keindahan alam dan keramahan masyarakat Tambrauw, kami melanjutkan perjalanan ke Sorong dengan menaiki kapal penumpang kecil. Ini adalah pengalaman wisata yang indah dan murah serta bisa dinikmati oleh siapa saja yang berminat untuk liburan ke Tambrauw.
Semoga Pandemi Covid-19 ini segera berlalu sehingga aktivitas wisata bisa pulih kembali. Ditulis oleh Charles Roring

Baca juga:

Video tentang wisata nonton burung dan satwa liar di Tambrauw:

No comments:

Post a Comment