Saturday, September 5, 2020

Kumkum

Kumkum adalah nama yang dipakai oleh masyarakat di Tanah Papua untuk burung Pinon Imperial Pigeon (Ducula pinon) dan sejenisnya. Burung ini memiliki fungsi yang penting sekali dalam ekosistem hutan hujan tropis sebagai penyebar biji-bijian. Masih sebangsa dengan burung merpati, burung kumkum sering dijadikan simbol untuk pengungkapan cinta sejati, dan kesetiaan.
Sebenarnya burung-burung yang sejenis dengan kumkum tetapi dengan ukuran tubuh dan warna yang berbeda di seluruh Tanah Papua dan pulau-pulau satelit di sekitarnya ada banyak. Keluarga pigeons dan doves ada sekitar 52 spesies di daerah ini. Beberapa di antaranya (dalam Bahasa Inggris) adalah sebagai berikut:
Kumkum Kelabu Papua
Pinon Imperial Pigeon - foto: Charles Roring

Kumkum Kelabu
Pinon Imperial Pigeon (Ducula pinon) di Bukit Aiwatar Kabupaten Tambrauw- Foto oleh Wim Boyden
Pinon Imperial Pigeon - warnanya abu-abu dan hidup di hutan dataran dan pegunungan rendah di Tanah Papua. Makanannya adalah buah-buahan yang ada di hutan. Masyarakat suka berburu burung kumkum karena dagingnya yang cukup lezat. Burung Kumkum Kelabu atau Pergam Papua  kadang terlihat berpasangan di dahan-dahan pohon. Namun demikian burung ini sering berkumpul dalam kelompok besar ketika sedang makan  di sebuah pohon yang berbuah lebat. Ciri khas utamanya adalah adanya gari putih di ekor serta mata yang berwarna merah.
Burung kumkum laut dari Raja Ampat
Spice Imperial Pigeon

Spice Imperial Pigeon - sekilas bentuk dan warna burung ini mirip dengan Pinon Imperial Pigeon. Tetapi burung ini memiliki knob di atas paruhnya. Burung Spice Imperial Pigeon (Ducula myristicivora) mudah dilihat di pulau-pulau kecil yang ada di Kepulauan Raja Ampat.
Kumkum Putih di Raja Ampat
Pied Imperial Pigeon di Waigeo

Pied Imperial Pigeon (Ducula bicolor)- saya sering melihat burung ini ketika bepergian ketika berada di Pulau Waigeo di Raja Ampat. Mereka sering makan buah di pepohonan di pinggir pantai dalam jumlah besar. Burung ini disebut juga Pergam Laut warnanya putih dengan tepian sayap berwarna hitam. Lokasi yang gampang dicapai untuk melihat burung ini adalah di Pantai Warduwer di sebelah selatan Waigeo.
Mountain Fruit Dove
Mountain Fruit Dove

Mountain Fruit Dove - saya memotret burung di atas ketika berada di Pegunungan Arfak. Thane K. Pratt dan Beehler et al dalam buku Birds of New Guinea atas pertimbangan ilmiah tertentu memisahkan spesies ini dengan White-bibbed Fruit Dove. 
Wisata Pengamatan Burung di Papua Barat
Brown Cuckoo Dove di Raja Ampat
Brown Cuckoo Dove - Kalau kita berjalan lebih jauh ke dalam hutan, burung ini akan kita jumpai. Burung ini bisa dijumpai di Kawasan Hutan Dataran hingga Pegunungan Rendah bahkan sampai di kawasan transisi ke hutan Pegunungan Tinggi terutama saat musim buah. Dalam buku Birds of New Guinea: including Bismark Archipelago and Bougainville karya Phil Gregory, spesies burung ini telah dipecah menjadi beberapa spesies sesuai dengan lokasi habitatnya di pulau-pulau yang berbeda. Sebagian orang mengatakan pemisahan (split) species burung tersebut agak dipaksakan.
Wisata Pengamatan Burung di Hutan Pegunungan Tambrauw
Great Cuckoo Dove - Foto: Wim Boyden
Great Cuckoo Dove (Reinwardtoena reinwardti) hidup di sebagian besar wilayah hutan Papua termasuk pulau-pulau di sekitarnya. Di dahan pohon yang sedang berbuah di pinggir sungai dan bahkan di pinggir laut, saya kerap melihatnya.
Cinnamon Ground Dove
Cinnamon Ground Dove di Pegunungan Arfak
Cinnamon Ground Dove (Gallicolumba rufigula) - Burung ini menurut IUCN masuk dalam status Least Concern, artinya populasinya cukup banyak. Namun demikian, burung ini tergolong sulit untuk dilihat dan dipotret oleh para wisatawan pengamat burung. Warna bulu yang coklat mirip tanah di punggung dan kepala menjadikannya agak sulit untuk dipotret. Foto di atas saya buat ketika memandu seorang wisatawan Amerika Serikat di hutan Gunung Soyti di Pegunungan Arfak.
Wompoo Fruit Dove - Burung ini termasuk yang paling indah warnanya dalam keluarga pigeon dan dove. Foto di atas saya ambil saat berada di hutan Tambrauw. Burung ini bersarang di dahan pohon yang cukup rendah dari tanah namun masih terlindung oleh dedaunan dan ranting-ranting. Saya berhasil mendapat celah untuk memotretnya dengan baik. Sarang yang relatif kecil dibandingkan tubuhnya nampak rentan terhadap serangan predator. Demikian pula, jika terjadi angin kencang, dahan bisa bergoyang kuat. Induk burung tetap setia mengerami telurnya.
Wompoo Fruit Dove
Wompoo Fruit Dove di Pegunungan Tambrauw
Salah satu hal yang membuat saya kagum dengan burung kumkum adalah kemampuan mereka untuk terbang cepat sekali menembus celah-celah dahan dan ranting pohon tanpa menabraknya.

Untuk sementara ini dulu ulasan saya tentang burung-burung dalam keluarga kumkum. Nanti saya tambah lagi di lain waktu. Ditulis oleh: Charles Roring

Baca juga:






No comments:

Post a Comment