Cendrawasih Kuning Kecil atau yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Lesser Birds of Paradise (Paradisaea minor) adalah salah satu spesies burung surga yang hidup di hutan dataran dan pegunungan rendah dari Tanah Papua. Burung ini dikenal luas oleh masyarakat karena memiliki bulu yang indah kuning keemasan, putih, coklat serta hijau sehingga menjadikannya sebagai salah satu burung tercantik di dunia. Di wikipedia, menurut IUCN status burung ini adalah least concern yang artinya tidak terlalu memprihatinkan. Memang benar bahwa populasi Cendrawasih Kuning Kecil masih banyak di alam karena sebarannya bisa ditemukan di hampir semua wilayah hutan hujan tropis Papua dan Papua Barat dari wilayah Vogelkop, Bomberai, Kaimana, Nabire, Yapen Waropen, Sarmi, Jayapura; hingga ke kawasan utara Papua New Guinea.
Burung Cendrawasih Kuning Kecil di hutan Susnguakti Manokwari |
Meskipun masih banyak, populasi burung Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) mengalami tekanan yang semakin besar. Habitat asli dari Cendrawasih adalah hutan hujan tropis. Di berbagai tempat di Tanah Papua, hutan tersebut ditebang dan lahannya dialihfungsikan menjadi lokasi perkebunan monokultur kakao, kelapa sawit, pala, kebun pertanian hortikultura, wilayah pemukiman penduduk dan perkantoran maupun gedung milik pemerintah dan swasta, lokasi konsesi tambang, hingga jalan raya.
Hilangnya habitat dan masih adanya perburuan liar merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya penurunan populasi burung Cendrawasih Kuning Kecil dan burung-burung tropis Papua secara drastis.
Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor) Jantan di hutan Susnguakti Manokwari |
Pertambahan jumlah penduduk, serta aktivitas ekonomi di bidang logging, agrobisnis, agroindustri dan pertambangan telah menyebabkan pembukaan lahan hutan secara besar-besaran. Meskipun pembukaan lahan tidak dapat dicegah 100%, hal ini bisa ditekan lewat perencanaan wilayah yang hati-hati. Desain tata ruang, dan desain tapak yang komprehensif diperlukan oleh para pengambil kebijakan dalam pembangunan untuk menyelaraskan kebutuhan pembukaan lahan bagi berbagai kepentingan manusia dengan upaya pelestarian hutan hujan tropis yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri.
Teknologi informasi yang berkembang sangat cepat diiringi dengan ketersediaan peralatan fotografi yang semakin canggih dengan harga yang lebih terjangkau telah memungkinkan setiap orang yang berkunjung ke hutan hujan tropis di Tanah Papua untuk memotret dan membuat video tentang satwa burung yang indah ini. Hasil pemotretan dan perekaman video tersebut kemudian dibagikan ke media sosial, blog dan website di dunia maya. Ternyata foto dan video dari burung surga tersebut menarik minat banyak sekali pengamat burung dan pencinta alam untuk datang ke Tanah Papua guna menyaksikannya secara langsung.
Wisatawan Spanyol nonton burung di Manokwari |
Kedatangan para wisatawan pencinta alam ini semakin membantu penyebaran informasi mengenai keberadaan burung Cendrawasih Kuning-Kecil dan kekayaan keanekaragaman hayati di Tanah Papua ke masyarakat internasional yang terhubung ke dunia maya. Ekowisata pengamatan burung yang tadinya kecil sekarang telah berubah menjadi sebuah kekuatan ekonomi yang ikut membantu pemerintah untuk mendatangkan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus membantu masyarakat melestarikan alamnya sendiri.
Menurut laporan US Fish and Wildlife Service, Pengamatan burung adalah salah satu aktivitas outdoor tercepat di Amerika. Trend ini terjadi juga di berbagai wilayah lain termasuk di Asia, Eropa dan Amerika Serikat. Ini adalah peluang ekonomi strategis bagi berbagai negara yang memiliki hutan.
Ekowisata pengamatan burung dan satwa liar sudah berkembang sejak akhir tahun 1990an di Tanah Papua. Jumlah lokasi pengamatan burung semakin bertambah. Di Provinsi Papua Barat beberapa nama tempat yang cocok untuk dikunjungi wisatawan pengamat burung dan satwa liar:
- Hutan Cagar Alam Pegunungan Wondiboi, dan Hutan Dataran Rendah di Distrik Naikere di Kabupaten Teluk Wondama.
- Hutan Susnguakti, Hutan Soyti di Kwau, Hutan Syioubri, Hutan Susnguakti di Manokwari;
- Hutan Ayapokiar, Hutan Ases dan Gunung Sakofsiah, serta sekitar kota Fef, Hutan Weyos di Kabupaten Tambrauw;
- Hutan Malagufuk, Kampung Klatomok, dan Malaumkarta Raya di Kabupaten Sorong;
- serta Pulau Waigeo di Raja Ampat (bukan habitat Cendrawasih Kuning Kecil, tapi ada Cendrawasih Merah)
Basecamp untuk wisatawan di Hutan Susnguakti Manokwari |
Manokwari |
No comments:
Post a Comment