Thursday, July 2, 2020

Mengagumi Keindahan Kumbang Eupholus di Pulau Numfor

Wisata alam di Numfor
Eupholus magnificus beetle
Kumbang Eupholus Magnificus yang banyak terdapat di Pulau Numfor, Provinsi Papua memiliki warna biru hitam yang cemerlang bak permata hidup yang sedang berjalan di atas daun. Wisatawan Eropa dan Amerika suka sekali memotretnya karena keindahan bentuk dan warnanya yang unik tersebut. 
Meskipun banyak turis yang datang ke Papua lebih menyukai aktivitas menyelam di pulau-pulau karang, ada sebagian dari mereka yang tertarik pula dengan keindahan hutan hujan tropis. Beberapa kali saya menemani wisatawan Italia, Inggris dan Amerika melakukan perjalanan di dalam hutan hujan tropis Papua termasuk ke Pulau Numfor. Ada dua jenis hutan di Numfor yakni hutan dataran rendah di tanah kering dan hutan bakau yang tumbuh di daerah pasang surut. 
Banyak hal yang bisa kami lihat selama beberapa hari di dalam hutan dari serangga hingga kepiting, dan ular. Wisatawan yang berjalan di dalam hutan tropis Pulau Numfor harus mengenakan sepatu, kaos kaki dan celana panjang untuk melindungi kaki dari gigitan ular. Dalam dunia serangga, kupu-kupu sayap burung dan kumbang yang berwarna-warni menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Meskipun perdagangan serangga merupakan hal yang menguntungkan, secara pribadi sebagai seorang pencinta alam, saya tidak mendukung perburuan serangga-serangga eksotik itu.
Ekowisata di Biak Numfor
Laguna kecil di Pulau Numfor
Wisatawan boleh memotretnya sebanyak mungkin tetapi hendaklah mengurungkan niat untuk menangkapnya. Selain serangga, hutan tropis di Pulau Numfor memiliki keunikan tersendiri karena dipenuhi oleh burung-burung pantai yang indah sekali bulunya. Ketika menemani wisatawan Finlandia berjalan kaki di hutan dekat Kampung Yemburwo, kami melihat kakaktua hijau, kakaktua putih, luri dan taun-taun. Selain itu burung-burung pemakan ikan banyak yang bisa kita lihat di sana. Sayang sekali, perdagangan burung di pulau itu semakin marak terjadi karena jalur pelayaran antara Manokwari dan Numfor semakin lancar. Pemerintah belum bertindak tegas terhadap para pemburu satwa Papua yang dilindungi oleh undang-undang.  
Pulau Numfor tidak sulit untuk dikunjungi orang. Penerbangan Susi Air berlangsung selama kurang dari 20 menit dari Manokwari dan perjalanan kapal dengan Kasuari Pasifik memakan waktu 5 jam. Di masa datang, sektor pariwisata akan menjadi primadona bagi pulau ini. oleh Charles Roring
Baca juga:

No comments:

Post a Comment