oleh Charles Roring
Bali mungkin adalah pulau yang paling terkenal di dunia. Pulau ini adalah pusatnya pariwisata Indonesia. Setiap tahun jutaan pengunjung datang ke Bali. Mereka ingin berenang dan berjemur di Pantai Kuta dan Legian atau menjelajah keindahan sawah terasering di daerah pegunungan. Meskipun pertanian masih merupakan sektor terbesar yang menyerap tenaga kerja, pariwisatalah yang menjadi kekuatan utama penggerak ekonomi. Bali juga adalah pusat seni.
Para pencinta seni akan merasa bahwa kota Ubud cocok buat mereka. Galeri dan museum seni menyajikan kecekatan tangan para pelukis dan pengukir Bali yang luar biasa. Beberapa orang pengusaha menjadikan Bali sebagai tempat berdagang. Mereka mengimpor ukiran, perabotan, dan bahkan rumah-rumah kayu untuk klien mereka di Eropa, Amerika Selatan atau Australia. Tukang-tukang kayu Bali dapat membangun rumah dengan rangka kayu yang dihiasi relief seni pada dinding dan ukiran pada tiang-tiang. Bagi masyarakat Bali, seni merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan mereka sehari-hari.
Warung dan restoran di Ubud Bali |
Saya telah mengunjungi Bali beberapa kali. Kunjungan saya yang terakhir tahun ini adalah selama tiga bulan. Saya tinggal di sebuah rumah tropis yang cantik di Jalan Sukma, kota Ubud. Saya makan nasi campur, mengendarai sepeda gunung untuk melihat lereng-lerang Ubud. Saya mengunjungi galeri seni Neka dan Anthony Blanco serta Museum Puri Lukisan untuk melihat lukisan tradisional dan modern. Menggambar adalah hobi saya. Ketika saya berada di lantai dua galeri seni Neka, saya melihat lukisan-lukisan pastel karya Gerard Hofker. Karya seni yang fantastis dari seniman Barat tersebut menggambarkan gaya hidup tradisional orang Bali yang secara perlahan-lahan bercampur dengan buday dari seluruh penjuru dunia.
Orang Bali adalah masyarakat yang religius. Hinduisme adalah agama utama di sini. Namun demikian, masyarakat Bali cukup toleran dengan budaya dan agama lain. Pura ada di mana-mana bahkan di pusat bisnis sekalipun seperti pasar Ubud dan pusat perbelanjaan di jalan raya Kuta. Tapi budaya Bali tidak akan terhapus. Budaya ini akan terus ada berdampingan dengan budaya lain yang telah masuk di pulau yang indah ini. Jadi, budaya Bali tidak lagi menjadi milik Indonesia. Budaya Bali adalah milik dunia. Bali adalah sebuah kosmopolitan. Datanglah ke Bali dan Anda akan merasa seakan-akan berada di rumah sendiri.
No comments:
Post a Comment