Wisatawan Prancis di Pegunungan Tambrauw Foto: Charles Roring |
Bukit Aiwatar situs pengamatan burung terbaik di Papua Barat
Dari ratusan perjalanan pengamatan burung yang telah saya lakukan, saya bisa mengatakan bahwa spot pengamatan terbaik adalah Bukit Aiwatar di Kampung Senopi. Saya mengunjungi daerah itu bersama dengan Wim dan Vicky Boyden, dua wisatawan Belgia yang menikmati penjelajahan hutan dan pengamatan satwa liar selama satu minggu di Senopi. Pendapat ini mungkin terkesan subyektif tetapi itulah tempat di mana saya melihat banyak sekali spesies burung. Di sana saya melihat burung surga/ Cendrawasih (Paradisaea minor) yang terkenal itu, burung taun-taun, mambruk, kumkum, myna berwajah kuning, kakaktua raja dan banyak lagi spesies lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu dalam artikel ini.Setiap pagi ratusan burung dari seluruh sudut hutan mendarat di bukit Aiwatar untuk meminum air hangat yang muncul dari dalam tanah. Menurut orang kampung yang menunjuk jalan ke sana, burung-burung meminumnya hingga mabuk. Saya tidak tahu kadar mineral apa yang terkandung di dalamnya yang membuat burung-burung sampai mabuk. Meskipun ada sebuah sungai besar di dekat bukit tersebut yang bernama Sungai Kamundan, kebanyakan burung lebih suka terbang ke bukit Aiwatar. Air itu kemungkinan besar mengandung garam.
Karang yang ada di bukit adalah terumbu karang purba. Ini indikasi yang jelas bahwa kawasan itu, dulunya adalah laut. Fenomena alam yang menarik karena Senopi dan Lembah Kebar berada jauh sekali dari lautan serta dibatasi oleh Pegunungan Tambrauw yang menjulang tinggi.
Katak hijau |
Burung bukanlah satu-satunya satwa yang bisa Anda lihat di hutan. Ketika saya sedang menjelajah hutan antara Senopi dan Bukit Aiwatar, saya melihat kanguru, sapi, rusa dan ular. Ada juga babi hutan, bermacam-macam kupu-kupu dan kumbang. Saat berjalan turun dari bukit Aiwatar, saya sempat melihat seekor katak hijau sedang tidur di atas daun.
Bukit Aiwatar di Pegunungan Tambrauw |
Bukit Aiwatar jauhnya sekitar 5 jam berjalan kaki dari Kampung Senopi. Kampung, atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan distrik tersebut, terletak antara Manokwari dan Sorong. Anda harus bangun pagi-pagi sekali dan berangkat jam 6 untuk mencapai bukit itu di siang hari. Sepanjang perjalanan, Anda bisa melihat kakaktua putih, luri kepala hitam, dan luri ornate di cabang dan ranting pohon.
Bagaimana berangkat ke bukit Aiwatar?
Untuk mencapai bukit ini, baca instruksi berikut:
- Bila Anda adalah wisatawan asing, terbanglah ke Jakarta (ibukota Republik Indonesia).
- Setelah itu ikutlah salah satu penerbangan dalam negeri yang dilayani oleh Sriwijaya Air, Lion air atau BatikABatik ke kota Manokwari.
- Pramuwisata dari DPC HPI Tambrauw atau DPD HPI Papua Barat bisa mengatur kendaraan untuk mengantar Anda ke Senopi menghubungi penduduk setempat untuk menyiapkan perjalanan ke Bukit Aiwatar.
- Ketika Anda telah tiba di Kampung Senopi, keesokan harinya, dengan ditemani penerjemah dan satu atau dua orang penduduk sebagai penunjuk jalan, Anda akan melanjutkan perjalanan ke situs pengamatan burung terbaik di Papua Barat tersebut.
Daerah Kepala Burung di Papua Barat |
Ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum berangkat
- Bawalah kamera digital dengan lensa telefoto. Karena listrik di Senopi terbatas, beberapa buah baterai ekstra harus Anda persiapkan.
- Para pengamat burung suka membeli alat digiscoping. Anda dapat pula membeli teropong (kijker).
- Pakailah sepatu olah raga (untuk berjalan di hutan dan sandal jepit untuk menyebrangi sungai).
- Kalau Anda berencana menginap di hutan selama beberapa hari, siapkanlah tenda.
- Makanan kaleng, beras dan mie instan, krim anti serangga harus dibeli di kota.
No comments:
Post a Comment