Selama tiga bulan berada di Bali, saya sering berkeliling Ubud dengan mengendarai sepeda gunung di sore hari. Saya naik sepeda gunung buatan Wim Cycle dan bukannya sepeda motor. Kalau di Papua, saya biasa menggunakan Polygon Dirt Jump DX 2.0. Sawah, pura dan pemukiman penduduk di daerah pinggiran kota seni tersebut sangat menarik dijelajahi sambil mengayuh sepeda. Ternyata bukan hanya saya saja yang suka keliling-keliling dengan sepeda gunung tetapi banyak juga wisatawan asing melakukan hal serupa. Bahkan ada dari mereka yang berkeliling pulau Bali selama beberapa hari dengan kendaraan roda dua bertenaga manusia ini.
Jalur tanjakan di jalan Suweta menjadi lokasi terdekat pertama yang saya kunjungi. Pemandangan para petani yang bekerja membajak sawah-sawah terasering menjadi lukisan alam yang enak dipandang mata. Saya selalu membawa kamera travel ke mana-mana untuk memotret berbagai hal menarik yang saya jumpai di jalan. Oleh karena itu, saya tidak lupa mengambil beberapa gambar petani dan sawahnya tersebut. Setelah lelah mengayuh sepeda akhirnya saya sampai di tikungan yang mengarah ke Jalan Sriwedari.
Bagi saya ini adalah downhill yang bagus. Sepeda yang saya kayuh melaju melewati jejeran villa, resort dan pura. Angin dingin yang menerpa di badan membuat tubuh saya yang tadinya dipenuhi peluh akhirnya segar kembali. Dari Jalan Sriwedari, saya masuk lagi ke Jalan Raya Ubud yang sering macet di siang hari karena dipadati bus-bus wisatawan. Sesampainya saya di penginapan, tempat pertama yang saya tuju adalah kulkas. Sebotol air es atau pocari sweat sudah cukup untuk melepas dahaga.
Sebagai destinasi wisata terpopuler di Indonesia, Bali memiliki infrastruktur dan fasilitas yang sangat memadai untuk wisatawan baik domestik maupun manca negara, termasuk pula untuk para pencinta olah raga sepeda. Ada sejumlah perusahaan tur yang menawarkan paket keliling Bali dengan sepeda gunung. Bagi wisatawan yang ingin menjelajah Bali tanpa ditemani guide, mereka bisa menyewa sepeda di beberapa tempat di kota Ubud dengan harga yang sangat terjangkau. Rata-rata harga yang dikenakan oleh pemilik sepeda adalah Rp. 75.000 sampai 100.000/hari, tergantung jenis, dan usia sepeda.
Kalau Kuta adalah tempat bagi para pencinta pantai, maka Ubud lebih cocok buat wisatawan yang suka dengan alam pedesaan, seni dan budaya. Ada banyak galeri lukisan di tempat ini baik yang kecil maupun yang besar seperti Museum Puri Lukisan dan Neka Art Museum. Saya suka seni lukis sehingga sebagian besar galleri dan museum seni di Ubud, saya kunjungi.
Pada malam hari pentas tari tradisional Bali seperti legong, dan pendet bisa disaksikan dengan harga yang sangat terjangkau. Ada banyak hotel murah atau homestay di Ubud sehingga siapa saja yang ingin berkunjung ke Bali tidak akan menemui kesulitan memperoleh penginapan. Oleh Charles Roring
Baca juga:
Baca juga:
Informasi yang sangat menarik mas,
ReplyDeleteMari naik sepeda keliling ubud agar lebih sehat :D