Pedagang keliling di atas kapal PELNI |
KM Labobar milik Maskapai Pelayaran Nasional (PELNI) yang saya tumpangi beberapa jam lagi akan memasuki Pelabuhan Makassar. Saya naik ke geladak sekoci untuk melihat kapal-kapal yang lalu lalang di Selat Makassar. Pemandangan laut ini sangat saya sukai. Beberapa kali saya menyalakan kamera telephoto bermerek Nikon yang selalu menemani saya bepergian ke berbagai tempat untuk memotret kapal-kapal itu. Ada banyak sekali kapal kontainer yang berpapasan dengan Kapal Pelni ini. Muatan barang yang ditaruh ke dalam box-box besi disusun dengan rapih di atas geladak kapal. Ada juga kapal kayu berjenis Phinisi yang saya lihat dari kejauhan. Saat memandangi birunya laut, seorang penjaja kopi lewat di hadapan saya. Ia menenteng sebuah thermos besar berwarna biru yang berisikan air panas. Melihat dagangan yang dibawanya itu, saya tertarik untuk mencoba kopi yang ia tawarkan walaupun saya bukan penggemar kopi. Di dalam keranjang plastik ada bermacam-macam minuman yang dikemas sachet plastik. Beberapa di antaranya adalah Milo, Kopi ABC, Energen dan Susu Cair Frisian Flag. Ada juga teh celup Sariwangi. Saya pilih Kopi ABC.
Tak ada tempat duduk kosong di sekitar kami. Terpaksa saya melepas sandal jepit dan menggunakannya sebagai alas. Sambil melihatnya menyiapkan kopi hangat, saya mencoba berbincang-bincang dengannya. Dari hasil percakapan, saya memperoleh informasi bahwa ia berasal dari Jawa Barat. Dan dagangannya itu bukan miliknya sendiri. Ia adalah karyawan dari sebuah warung makanan yang menyewa tempat di atas KM Labobar tersebut. Hal yang menarik adalah bahwa ia tidak diperbolehkan menjual dagangan milik sendiri di luar jam kerja. Aroma kopi merebak di udara bercampur dengan bau garam dari lautan. Pedagang kopi itu selesai menyeduh kopi dan menyerahkannya kepada saya. Hhmm... nikmat sekali rasanya.
Selain kopi, para penumpang dapat memilih minuman lainnya seperti teh atau memesan mie instan seperti Pop Mie. Dagangan seperti Pop Mie, Teh Celup dan Kopi merupakan dagangan yang laris manis dijual di atas kapal. Ia juga bisa mengambilkan nasi goreng di dapur warungnya jika ada yang mau memesan. Ada juga rokok dan biskuit yang dibawa oleh pedagang makanan dan minuman tersebut. Meskipun, banyak tempat sampah telah disediakan di atas kapal, masih banyak penumpang dan Anak Buah Kapal yang memiliki kebiasaan membuang sampah ke laut. Saya pikir nakhoda perlu mengeluarkan pengumuman yang meminta semua orang yang ada di atas kapal untuk membuang sampah di tempat yang sudah disediakan.
Berlayar dengan kapal penumpang PELNI merupakan cara termurah yang bisa dilakukan oleh setiap orang yang ingin menikmati keindahan pulau-pulau di Indonesia. Kelas yang tersedia adalah Kelas Ekonomi, Kelas IA dan IB. Meskipun di masa kini banyak perusahaan penerbangan komersial yang menghubungkan kota-kota besar dan kecil di Indonesia, peran kapal PELNI masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia karena nenek moyang kita adalah pelaut ulung. oleh Charles Roring, E-mail: peace4wp[at] gmail.com
No comments:
Post a Comment