Pertama kali saya ke sana adalah beberapa tahun lalu (sekitar akhir tahun 2014). Begini ceritanya:
Dengan ditemani beberapa pemandu lokal, kami menuju kampung Malaumkarta. Kendaraan yang kami tumpangi adalah Toyota Hilux 4WD Seri G. Jalan raya di hari Minggu pagi di kota Sorong tidak terlalu ramai. Pak Sopir (Om Julius) yang mengantar kami meningkatkan kecepatan mobilnya.
Kampung Malaumkarta
Terketak di sebelah timur Sorong, Kampung Malaumkarta bisa dicapai hanya dalam waktu kurang lebih satu jam. Kampung ini berada di pesisir pantai yang berpasir putih. Di sana kami menemui Kostan, seorang pemuda setempat yang aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan lingkungan hidup. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Lembah Klasow, saya menyempatkan diri untuk memotret pemandangan pantai di kampung itu. Pantai ini cocok untuk wisatawan yang suka berenang, berjemur di bawah terik matahari atau snorkeling untuk melihat warna-warni terumbu karang dan ikan-ikan laut.
Setelah mengambil foto pemandangan pantai, kami pun melanjutkan perjalanan ke Lembah Klasow ditemani oleh bung Kostan Magablo. Kampung Malaumkarta dengan Lembah Klasow hanya dipisahkan oleh sebuah urat gunung yang lumayan tinggi. Oleh karena itu waktu yang kami perlukan untuk mencapai lembah tinggal 30 menit.
Hutan Lembah Klasow
Udara dingin dan sejuk mulai terasa saat kita berjalan memasuki hutan. Kicauan berbagai jenis burung terdengar di sela-sela dahan pohon yang rimbun. Sesekali saya mendengar suara burung kakaktua yang nyaring di angkasa.
Menonton Cendrawasih
Hutan di Lembah Klasow merupakan habitat alami berbagai jenis satwa termasuk Lao-lao atau sejenis kanguru berukuran kecil, burung Cendrawasih, rusa dan berbagai jenis kupu-kupu. Ditemani oleh Luxen Pa, Niko Nauw, Kostan Magablo dan beberapa pemuda kampung lainnya, kami menuju tepian sungai Klasow. Sesampainya di sana, kami diterpa hujan lebat. Kami berjalan terus hingga tiba di dua buah tenda terpal di tengah hutan. Warga setempat menerima kami dengan senang hati. Sekarang 2 buah tenda terpal tersebut telah berkembang menjadi Kampung Malagufuk dan Kampung Klatomok yang saling bertetangga. Perjalanan kami lanjutkan keesokan paginya ke tepi Sungai Klasow untuk menonton Cendrawasih.
Wisatawan asing nonton burung |
Kampung Malaumkarta
Terketak di sebelah timur Sorong, Kampung Malaumkarta bisa dicapai hanya dalam waktu kurang lebih satu jam. Kampung ini berada di pesisir pantai yang berpasir putih. Di sana kami menemui Kostan, seorang pemuda setempat yang aktif di berbagai lembaga swadaya masyarakat yang peduli dengan lingkungan hidup. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Lembah Klasow, saya menyempatkan diri untuk memotret pemandangan pantai di kampung itu. Pantai ini cocok untuk wisatawan yang suka berenang, berjemur di bawah terik matahari atau snorkeling untuk melihat warna-warni terumbu karang dan ikan-ikan laut.
Pantai di Malaumkarta |
Hutan Lembah Klasow
Udara dingin dan sejuk mulai terasa saat kita berjalan memasuki hutan. Kicauan berbagai jenis burung terdengar di sela-sela dahan pohon yang rimbun. Sesekali saya mendengar suara burung kakaktua yang nyaring di angkasa.
Menonton Cendrawasih
Hutan di Lembah Klasow merupakan habitat alami berbagai jenis satwa termasuk Lao-lao atau sejenis kanguru berukuran kecil, burung Cendrawasih, rusa dan berbagai jenis kupu-kupu. Ditemani oleh Luxen Pa, Niko Nauw, Kostan Magablo dan beberapa pemuda kampung lainnya, kami menuju tepian sungai Klasow. Sesampainya di sana, kami diterpa hujan lebat. Kami berjalan terus hingga tiba di dua buah tenda terpal di tengah hutan. Warga setempat menerima kami dengan senang hati. Sekarang 2 buah tenda terpal tersebut telah berkembang menjadi Kampung Malagufuk dan Kampung Klatomok yang saling bertetangga. Perjalanan kami lanjutkan keesokan paginya ke tepi Sungai Klasow untuk menonton Cendrawasih.
Oleh karena itu, kami berteduh selama beberapa jam di rumah Misael. Ketika hujan telah berhenti, saya memutuskan untuk segera menuju tepian sungai Klasow untuk melihat burung Cendrawasih. Kamera Nikon Coolpix P600 saya bawa untuk memotret burung Cendrawasih yang bertengger di cabang pohon di seberang Sungai Klasow yang jauh, meskipun tidak tajam.
Ini foto pertama Cendrawasih Kuning dari seberang Sungai Klasow yang saya publikasikan ke dunia maya. Foto ini ikut berperan dalam mempromosikan ekowisata di kabupaten Sorong. Setelah bermalam di hutan, keesokan harinya kami berjalan kaki keluar hutan, menaiki gunung dan kemudian turun ke Malaumkarta. Jalan kaki dari Lembah Klasow ke Malaumkarta sungguh melelahkan. Namun itu adalah pengalaman yang berharga dalam upaya promosi lembah ini ke depan hingga menjadi terkenal sebagai destinasi wisata birding di dunia. Ditulis oleh Charles Roring.
Foto Cendrawasih Kuning Kecil pertama dari Lembah Klasow yang saya publikasikan pada sejumlah artikel berbahasa Inggris untuk mempromosikan ekowisata birding di hutan dataran rendah Kabupaten Sorong |
Ini foto pertama Cendrawasih Kuning dari seberang Sungai Klasow yang saya publikasikan ke dunia maya. Foto ini ikut berperan dalam mempromosikan ekowisata di kabupaten Sorong. Setelah bermalam di hutan, keesokan harinya kami berjalan kaki keluar hutan, menaiki gunung dan kemudian turun ke Malaumkarta. Jalan kaki dari Lembah Klasow ke Malaumkarta sungguh melelahkan. Namun itu adalah pengalaman yang berharga dalam upaya promosi lembah ini ke depan hingga menjadi terkenal sebagai destinasi wisata birding di dunia. Ditulis oleh Charles Roring.
Baca juga:
Anda bisa mendukung pengembangan website ini dengan membeli beberapa merchandise di Toko Online: Alam Lestari atau dengan klik gambar berikut:
Tas bergambar Cendrawasih Kuning |
Kaos Cendrawasih Merah |
No comments:
Post a Comment