Tuesday, June 23, 2020

Kunjungan ke Eagle Point Resort di Anilao Filipina

Kepulauan Filipina memiliki banyak sekali situs penyelaman. Salah satunya terletak di kawasan Anilao Mabini - Provinsi Batangas. Lokasinya hanya beberapa jam perjalanan dari ibukota Manila. Saya dan kawan-kawan dari Papua Barat berkunjung ke sana di awal tahun 2014. Kami menginap di Eagle Point Resort yang menurut pemandu selam setempat adalah yang terbesar di wilayah itu. Lokasinya yang tersembunyi dari jalan utama membuat resort ini cocok bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan atau pengantin muda yang ingin berbulan madu.
Menyelam di Anilao, Batangas Filipina
Kolam renang di Eagle Point Resorr

Karena divemaster yang kami tunggu-tunggu datangnya terlambat maka Saya, Salo dan Saka baru bisa melaut sekitar jam 15.00. Sebenarnya kami agak jengkel dengan pelayanan staf dive center yang kurang maksimal. Suhu air begitu dingin ketika kami turun ke dalam air. Secara umum kondisi terumbu karang di wilayah itu bagus dengan beberapa bagian ada yang patah. Saya berkesempatan melihat jackfish dalam kerumunan yang besar sekali. Peralatan selam yang kami sewa dari resort tersebut sudah tua sehingga kondisinya tidak terlalu bagus. Hal ini menyebabkan pengalaman menyelam di perairan Anilao menjadi kurang maksimal.
Kira-kira satu jam berada pada kedalaman hingga 20 meter, kami pun kembali ke perahu. Angin yang membuat kami semakin kedinginan. Perahu melaju menuju Eagle Point, lokasi penyelaman ke-2. Karena hari mulai gelap, kami batalkan. Kami pun kembali ke resort untuk beristirahat sambil menunggu tibanya waktu makan malam. Staf di bagian restoran cukup ramah dan makanan yang mereka hidangkan lezat sekali.
Restoran di Eagle Point Resort
Restoran di Eagle Point Resort
Saya mencoba mengambil gambar menggunakan kamera hp Nokia yang saya bawa. Kualitasnya tentu tidak sebagus jika pengambilan dilakukan menggunakan kamera D-SLR. Satu hal yang membuat saya kaget adalah adanya burung kakaktua jambul kuning (Sulphur Crested Cockatoo) yang hidup di dalam kandang tidak jauh dari pintu luar lobby resort tersebut. Sependek pengetahuan saya, burung itu hidup di hutan hujan tropis Papua. Mengapa bisa sampai di Filipina ya? Sungguh malang burung itu!
Bagi para pelancong yang ingin menyelam di Anilao, saya sarankan pergi ke sana pada musim kemarau untuk memastikan suhu air cukup hangat buat tubuh Anda. Mungkin sekitar April, Mei hingga Juli.
Keesokan paginya kami berangkat kembali ke Manila. Perjalanan kami kembali ke kota itu mengalami keterlambatan selama kurang lebih 2 jam karena kipas radiator dari mobil yang akan kami tumpangi patah. Kami harus menunggu kendaraan pengganti. Selama menunggu kami memutar lagu-lagu Papua yang terasa lebih merdu di telinga selama berada di negeri orang. Akhirnya kami tiba lagi di Manila di sore hari. oleh Charles Roring

Baca juga:

No comments:

Post a Comment