Pages

Sunday, June 21, 2020

Anggrek Papua

Bunga anggrek di Manokwari
Anggrek di Kaimana
Bunga Anggrek disukai banyak orang karena warna, bentuk serta ketahanannya yang bagus sekali meskipun telah beberapa hari dipotong dari tanaman induknya. Sebagai penghias ruangan, anggrek yang dipotong dalam beberapa tangkai beserta bunga-bunganya biasanya ditaruh di dalam vas tinggi yang telah diisi air. Hutan hujan tropis Papua yang kaya dengan keanekaragaman hayati juga menjadi tempat hidup bagi berbagai spesies anggrek. Ada yang tumbuh di tanah dan ada pula yang tumbuh di dahan-dahan pohon. Di kawasan Pegunungan Arfak, ada pula anggrek putih yang mengeluarkan bau wangi. Jarang sekali kita menemukan tanaman anggrek yang harum baunya. Luar biasa kan?

Sebagai Obat Tradisional
Selain indah, anggrek juga digunakan sebagai obat. Masyarakat di Pulau Numfor telah lama menggunakan getah anggrek untuk mengobati bisul. Getah bening dari anggrek yang tersimpan dalam tangkai penyimpan makanan diambil dari tanaman anggrek. Kemudian getah tersebut dioleskan ke bisul. Getah anggrek selanjutnya akan mengering dan mengencangkan kulit yang menutupi bisul. Nanah yang ada di dalamnya semakin terkumpul dan kemudian keluar dari dalam bisul. Ketika nanah sudah keluar semuanya maka luka bisul bisa dibersihkan dan akan mengering dalam beberapa hari.
Anggrek tanah putih
Terrestrial Orchid
Anggrek-anggrek Papua yang beraneka ragam tersebut ternyata tidak hanya diminati oleh masyarakat setempat tetapi juga oleh masyarakat dari luar pulau. Hal ini memicu perburuan anggrek hingga ke hutan belantara Papua.
Sebenarnya menurut aturan konservasi dari Departemen Kehutanan, perburuan anggrek dan perdagangannya ke luar Papua dilarang oleh pemerintah. Hal ini untuk menjaga kelestarian tanaman tersebut agar tidak punah. Di samping itu pula, keunikan tanaman anggrek hendaklah menjadi aset bagi masyarakat Papua dan tidak dieksploitasi secara salah oleh para pedagang bunga dari luar pulau yang hanya ingin mengejar keuntungan saja.
Oleh karena itu, saya ingin menghimbau kepada para pembaca yang mencintai tanaman anggrek agar melihat larangan pemerintah dengan pikiran jernih. Anggrek Papua merupakan salah satu komponen ekosistem hutan yang tidak boleh punah. Jika hal itu terjadi maka akan ada ketidakseimbangan di dalam hutan. Kita semua tahu bahwa hutan merupakan paru-paru dunia. Setiap hari hutan menyerap gas-gas CO2 dan ekuivalennya yang kita lepaskan ke udara lewat pembakaran, penggunaan kendaraan bermotor ataupun kegiatan masak-memasak di setiap rumah tangga. Hutan secara efektif membersihkan udara dari gas-gas itu dan kembali melepaskan oksigen ke atmosfir selama melakukan fotosintesis.
Sayang sekali, hutan Papua terus dibabat atau dieksploitasi secara tidak bertanggung jawab. Perusahaan pertambangan, perkebunan dan perkayuan terus memperkecil luasan hutan hujan tropis di Tanah Papua dan daerah-daerah lain di Indonesia. Tidak hanya tanaman anggrek yang terancam tetapi seluruh ekosistem yang ada di hutan ikut musnah saat kayu-kayu tersebut ditebang atau dibakar.
Inspirasi Seni dan Dekorasi Interior Rumah
Kembali ke cerita saya soal Anggrek Papua. Jika ada dari antara pembaca yang ingin mengkoleksi anggrek tersebut maka sebagai alternatifnya saya sarankan agar Anda memajang lukisan atau foto-fotonya saja dalam ukuran besar di dalam rumah. Memang hal ini tidak sebanding dengan tanaman asli. Dengan cara tersebut, Anda bisa tetap menikmati keindahan bunga anggrek dan pada saat yang sama menjaga kelestarian tanaman tersebut di habitatnya. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

No comments:

Post a Comment