Sunday, June 28, 2020

Dodol Penganan Lezat dari Minahasa

Dodol ketan, santan, gula merah dan kacang dari Sulawesi Utara
Dodol Minahasa terbungkus daun woka - foto oleh Charles Roring
Saya suka sekali dengan kelezatan dodol. Penganan tradisional nusantara ini dibuat juga oleh orang-orang Minahasa. Dodol dibuat dari bahan-bahan alami seperti beras ketan, santan serta gula merah. Senang sekali merasakan manisnya dodol yang mencair di lidah ketika saya mengunyahnya. Saya ingat sewaktu hendak naik kapal di Pelabuhan Bitung, para penjual makanan suka menjajakan dodol kepada para penumpang kapal yang hendak berlayar. Dulu sebagai mahasiswa, saya tidak punya banyak uang untuk bepergian. Oleh karena itu, transportasi laut adalah satu-satunya pilihan untuk berkelana ke Papua, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur maupun Jawa dan Kalimantan. Saya membeli dodol sebagai oleh-oleh buat teman-teman kos ketika saya sudah kembali. Mereka sangat suka dengan dodol Minahasa yang dibungkus dengan daun woka.
Daerah pertanian di Minahasa
Daerah Pertanian di Minahasa - foto oleh Charles Roring
Sekarang kalau mendapat kiriman dodol dari Minahasa, saya pasti langsung membukanya dan memotongnya dengan pisau, untuk segera dimasukkan ke dalam mulut. Duduk di depan layar televisi, saya mulai  menikmati lembut dan manisnya dodol. Mata saya tidak bisa lagi berkonsentrasi pada tayangan televisi yang ada di hadapan saya karena angan-angan saya langsung terbang ke dataran Minahasa yang indah dan permai. Tempat di mana pohon-pohon kelapa menghiasi pemandangan dan kuda bendi berlari menelusuri jalanan dengan suara tak-tik-tuk-nya yang khas. Sambil mengunyah dodol, saya teringat pula pada aroma cengkih yang harum. Saya juga teringat akan gemericik air yang mengalir di sela-sela batu, saat saya bersama teman-teman berjalan di pematang sawah guna mencari ikan untuk dimakan di sore hari. Minahasa dengan gunung dan lembahnya, dengan taman lautnya dan dengan keramah-tamahan penduduknya selalu sayup-sayup memanggil saya untuk berkunjung ke sana lagi. Semoga. Ini ditulis oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Baca juga:

Silahkan mengunjungi 
Toko Buku Horizon
Jl. Brawijaya, Samping SD. Santa Sisilia
Manokwari, Papua Barat
Atau tekan gambar buku untuk membelinya secara online lewat Shopee.

Sejarah gen, mulai gagasan awal, perumusan prinsip, penemuan struktur sampai rekayasanya, disampaikan melalui kisah para pencarinya, dari Aristoteles dan Mendel, Watson dan Crick, hingga ilmuwan Abad ke-21
Nudge telah mengubah dunia. Boleh jadi Anda tak menyadarinya. Dengan puluhan contoh dan bersumber riset sains perilaku selama puluhan tahun, pemenang Hadiah Nobel Ekonomi Richard H. Thaler dan Profesor Sekolah Hukum Harvard Cass R. Sunstein menunjukkan bahwa tidak ada pilihan yang disajikan kepada kita secara netral.
Adaptasi grafis salah satu buku sejarah populer paling berpengaruh di dunia, Sapiens. Bagaimana cara Homo Sapiens berkembang menjadi penguasa planet bumi mampu melakukan berbagai hal luar biasa seperti membelah atom, terbang ke Bulan, dan merekayasa genetika kehidupan. Untuk mengetahuinya, kita harus melijat gambaran besar: keseluruhan sejarah spesies manusia.
Fear of Missing Out Apa yang sebenarnya kita lewatkan? Pattrick McGinnis, pencipta istilah FOMO, telah memikirkannya selama tujuh belas tahun dan menemukan solusinya: pengambilan keputusan.
Siapa yang tak kenal Ma Huateng? Dia dikenal sebagai pribadi yang rendah hati. Pada 2019, dia dinobatkan sebagai orang terkaya di China mengalahkan Jack Ma.
Karya beaar Jack Ma sapah satunya adalah Alibaba yang memiliki dampak dalam perkembangan bisnis di China bahkan dunia sehingga bisa mengungguli Walmart.

Pedati di Minahasa

Pedati sapi di Sulawesi utara
Anak-anak dan pedati di Minahasa - foto oleh Charles Roring
Pedati adalah alat transportasi tradisional yang saya lihat sewaktu berkunjung ke Minahasa. Pedati umumnya ditarik oleh sapi atau kerbau dan digunakan untuk mengangkut hasil-hasil pertanian serta bahan bangunan. Karena pedati tidak menggunakan bahan bakar fosil, kendaraan ini masuk dalam kategori kendaraan "hijau." Namun demikian, sapi yang menarik pedati harus makan rumput segar agar memiliki energi untuk menarik beban. Pada zaman modern ini, jumlah pedati semakin berkurang karena digantikan oleh truk pick-up yang cepat dan kapasitas muatnya lebih banyak.
Pada gambar di samping ini, nampak anak-anak Minahasa sedang duduk di atas pedati yang memuat kelapa. Saya melihat mereka dalam perjalanan pulang dari Bukit Doa. Mereka nampak ceria di atas roda sapi tersebut. Para pemilik kendaraan roda empat sering merasa terganggu dengan kehadiran pedati di jalan raya. Tapi, secara pribadi, saya senang dengan kehadiran pedati di daerah Minahasa karena hal tersebut sangat penting bagi tetap terpeliharanya model pertanian dan gaya hidup masyarakat agraris yang berkelanjutan. Pedati tidak menghasilkan emisi gas buang yang berbahaya bagi lingkungan hidup. Kendaraan tradisional lainnya yang ditarik oleh hewan adalah bendi. Semoga pedati dan bendi terus eksis di bumi Minahasa.

Singgah Sebentar di Bau-bau

Pelabuhan Bau-bau, Sulawesi Tenggara
Kapal Pelni
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Oleh karena itu kapal merupakan alat transportasi yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat. Setelah menghabiskan waktu di Bali selama kurang lebih tiga bulan, saya melanjutkan perjalanan dengan bis ke kota Surabaya. Dari kota hiu dan buaya ini, saya dihadapkan pada dua pilihan, berangkat ke Papua naik kapal atau naik pesawat. Saya kemudian mendatangi sebuah agen penjualan tiket untuk mencari tahu harga tiket pesawat dan kapal PELNI yang hendak berangkat ke Manokwari dari Surabaya. Ternyata tiket kelas I KM Dobonsolo lebih mahal daripada tiket pesawat meskipun waktu tempuh lebih lama. Karena saya suka menulis jurnal perjalanan di internet maka saya putuskan untuk membeli tiket Kelas IB yang akan mengantar saya ke kota Sorong. Kalau naik pesawat maka hanya sedikit saja cerita yang bisa saya sampaikan kepada para pembaca.
Kota Sorong adalah pintu masuk ke Papua bagi wisatawan asing dan dalam negeri yang hendak berlibur ke Raja Ampat. Tapi pada kesempatan ini, saya tidak berkunjung ke Waisai, atau Wayag. Daerah yang akan saya tuju adalah Distrik Kais yang terletak di Kabupaten Sorong Selatan. Kapal meninggalkan Pelabuhan Tanjung Perak di malam hari menuju Makassar. Kemudian kapal melanjutkan perjalanan ke Pelabuhan Bau-bau di Sulawesi Tenggara. Ketika sampai di Bau-bau, saya menyempatkan diri keliling daerah di sekitar pelabuhan. Sore itu banyak sekali masyarakat yang hiruk-pikuk di Pelabuhan. Ada yang mengantar keluarganya hendak berangkat ke Papua dan ada juga yang sibuk menjajakan makanan kepada setiap orang. Namun, ada satu pemandangan mengasyikan yang saya lihat. Seorang bapak dengan santainya duduk tepian dermaga sambil memancing.
Pelabuhan Bau-bau, Sulawesi Selatan
Memancing ikan
Sayapun tertarik untuk mendekatinya. bapak itu memegang nilon pancing di tangannya. Ia mengenakan sebuah topi merah yang bertuliskan huruf-hurif Cina. Saya tidak mengerti apa arti huruf-huruf itu namun kemungkinan besar ia mendapat topi itu dari awak kapal yang singgah di pelabuhan itu. Umpan untuk pancing ikan adalah sepotong kue yang isinya adalah parutan kelapa yang dicampur gula merah. Ikan di Bau-bau ternyata doyan makan kue. Buktinya adalah beberapa ekor ikan yang berhasil dipancingnya.
Kapal kayu di Bau-bau Sultra
Pelabuhan Kapal Barang
Tak jauh dari kami, nampak para ABK (Anak Buah Kapal) dari beberapa kapal Phinisi sedang sibuk memuat barang. Sebagai seseorang yang akrab dengan kehidupan di laut, saya sangat menikmati pemandangan tersebut. Mimpi saya adalah memiliki sebuah kapal yang bisa dipakai untuk berkeliling Indonesia yang luas ini. Entah kapan mimpi itu bisa terwujud, saya hanya bisa berharap saja.
Sudah beberapa kali saya singgah di Pelabuhan Bau-bau. Saya suka sekali dengan hidangan ikan bakar yang disajikan di sebuah rumah makan yang jaraknya sekitar 300 meter di sebelah kanan pelabuhan.
Ketika senja tiba, stom kapal berbunyi. Saya naik bersama-sama dengan ribuan penumpang lainnya ke atas geladak KM Dobonsolo. Tak lama kemudian tali di dermaga dilepas dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Papua. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Nikmatnya minum kopi di tengah lautan

Pedagabg keliling di kapal pelni
Pedagang keliling di atas kapal PELNI
KM Labobar milik Maskapai Pelayaran Nasional (PELNI) yang saya tumpangi beberapa jam lagi akan memasuki Pelabuhan Makassar. Saya naik ke geladak sekoci untuk melihat kapal-kapal yang lalu lalang di Selat Makassar. Pemandangan laut ini sangat saya sukai. Beberapa kali saya menyalakan kamera telephoto bermerek Nikon yang selalu menemani saya bepergian ke berbagai tempat untuk memotret kapal-kapal itu. Ada banyak sekali kapal kontainer yang berpapasan dengan Kapal Pelni ini. Muatan barang yang ditaruh ke dalam box-box besi disusun dengan rapih di atas geladak kapal. Ada juga kapal kayu berjenis Phinisi yang saya lihat dari kejauhan. Saat memandangi birunya laut, seorang penjaja kopi lewat di hadapan saya. Ia menenteng sebuah thermos besar berwarna biru yang berisikan air panas. Melihat dagangan yang dibawanya itu, saya tertarik untuk mencoba kopi yang ia tawarkan walaupun saya bukan penggemar kopi. Di dalam keranjang plastik ada bermacam-macam minuman yang dikemas sachet plastik. Beberapa di antaranya adalah Milo, Kopi ABC, Energen dan Susu Cair Frisian Flag. Ada juga teh celup Sariwangi. Saya pilih Kopi ABC.

Tak ada tempat duduk kosong di sekitar kami. Terpaksa saya melepas sandal jepit dan menggunakannya sebagai alas. Sambil melihatnya menyiapkan kopi hangat, saya mencoba berbincang-bincang dengannya. Dari hasil percakapan, saya memperoleh informasi bahwa ia berasal dari Jawa Barat. Dan dagangannya itu bukan miliknya sendiri. Ia adalah karyawan dari sebuah warung makanan yang menyewa tempat di atas KM Labobar tersebut. Hal yang menarik adalah bahwa ia tidak diperbolehkan menjual dagangan milik sendiri di luar jam kerja. Aroma kopi merebak di udara bercampur dengan bau garam dari lautan. Pedagang kopi itu selesai menyeduh kopi dan menyerahkannya kepada saya. Hhmm... nikmat sekali rasanya. 
Selain kopi, para penumpang dapat memilih minuman lainnya seperti teh atau memesan mie instan seperti Pop Mie. Dagangan seperti Pop Mie, Teh Celup dan Kopi merupakan dagangan yang laris manis dijual di atas kapal. Ia juga bisa mengambilkan nasi goreng di dapur warungnya jika ada yang mau memesan. Ada juga rokok dan biskuit yang dibawa oleh pedagang makanan dan minuman tersebut. Meskipun, banyak tempat sampah telah disediakan di atas kapal, masih banyak penumpang dan Anak Buah Kapal yang memiliki kebiasaan membuang sampah ke laut. Saya pikir nakhoda perlu mengeluarkan pengumuman yang meminta semua orang yang ada di atas kapal untuk membuang sampah di tempat yang sudah disediakan. 
Berlayar dengan kapal penumpang PELNI merupakan cara termurah yang bisa dilakukan oleh setiap orang yang ingin menikmati keindahan pulau-pulau di Indonesia. Kelas yang tersedia adalah Kelas Ekonomi, Kelas IA dan IB. Meskipun di masa kini banyak perusahaan penerbangan komersial yang menghubungkan kota-kota besar dan kecil di Indonesia, peran kapal PELNI masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia karena nenek moyang kita adalah pelaut ulung. oleh Charles Roring, E-mail: peace4wp[at] gmail.com

Gadis Cilik Papua yang Suka Selancar Air

oleh Charles Roring
Peselancar cilik perempuan
Peselancar cilik di Manokwari
Anak-anak di Kampung Abasi melihat laut sebagai tempat bermain. Setiap hari mereka ada di pantai. Ada yang mendayung perahu, memancing, berenang atau berlarian di pasir pantai yang berwarna putih. Kampung Abasi terletak sekitar 20 menit naik sepeda motor dari pusat kota Manokwari.
Lokasi pantai Abasi yang tidak terlalu jauh dari kota menyebabkan wisatawan dapat dengan mudah mengunjunginya. Di samping itu, signal telepon genggam di tempat ini cukup kuat. Dengan menggunakan fasilitas internet dari telkomsel flash, para pengunjung bisa langsung meng-upload foto yang mereka buat selama bertamasya di pantai dari laptop ke Facebook, Twitter atau blog mereka. Simcard untuk kartu Simpati dan Kartu As bisa didapatkan dengan mudah di kota Manokwari.
Belakangan ini, Kampung Abasi masuk dalam perhatian para peselancar dunia karena ombaknya yang cocok untuk olah raga selancar air. Ketika mereka datang ke Kampung Abasi, mereka mendapati bahwa ada beberapa anak Papua yang berpotensi menjadi peselancar profesional seperti mereka. Salah satu dari antaranya adalah seorang gadis cilik yang bernama Vera. Bila kakak-kakaknya yang laki-laki bermain ombak, Vera juga ikut ke laut bersama mereka. Pada mulanya ia tidak semahir mereka. Setelah berlatih beberapa kali maka ia pun bisa berdiri di atas papan luncur.
Para peselancar dunia yang menyaksikan Vera berselancar air sangat menyukainya. Mereka senang karena ternyata ada juga anak perempuan yang bisa berdiri sejajar dengan anak laki-laki di permukaan laut. Vera masih perlu berlatih terus untuk menyempurnakan ketrampilannya.
Saya sengaja mempromosikan wisata surfing di Manokwari lewat internet untuk membantu masyarakat di Kampung Abasi memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia guna meningkatkan penghasilan mereka sekaligus melestarikannya untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Untuk memperoleh informasi lebih mendetail tentang surfing di Manokwari, silahkan mengunjungi blog abasiklubsurfing.blogspot.com.

Saturday, June 27, 2020

Naik Sepeda Gunung di Manokwari

Manokwari sering dikunjungi wisatawan asing yang suka dengan olah raga sepeda gunung. Ini adalah cara murah meriah untuk menikmati keindahan alam Manokwari. Sebagai pramuwisata, saya sudah memandu banyak sekali wisatawan di Papua Barat.
Wisatawan Inggris naik sepeda di Manokwari
Bersepeda Gunung di Papua Barat

Aafke sedang membantu mempromosikan budaya bersepeda

Wisatawan Belanda berkunjung ke Pantai Pasir Putih naik sepeda gunung.


Pada suatu hari seorang perempuan cantik menghubungi saya dengan email. Dia bilang mau jalan-jalan ke Papua. Selanjutnya dia menanyakan apa saja kegiatan yang menarik untuk wisatawan. Dalam jawaban saya, sederetan panjang obyek wisata dan kegiatan petualangan saya jelaskan padanya. Akhirnya dia memilih snorkeling, birdwatching, trekking, camping, dan mountain biking. Gadis ini benar-benar pencinta alam sejati karena dia tidak mengeluh sedikit pun sewaktu harus berhadapan dengan hutan Papua yang penuh dengan nyamuk dan semak belukar. Di akhir perjalanannya mengelilingi Manokwari, saya dan teman-teman dari MTB Manokwari, menemaninya berkeliling kota dengan naik sepeda. Dia mengendarai sepeda Polygon tipe Celine 3.0 yang didesain khusus untuk perempuan. Tujuan tour sepeda yang kami sediakan secara gratis adalah untuk menarik minat masyarakat terhadap kegiatan bersepeda yang memiliki manfaat positif bagi lingkungan hidup dan kesehatan kita.
Wisata sepeda gunung di Manokwari
Pesepeda dari Amerika Serikat bersama Guide Charles Roring
Ada komunitas sepeda gunung di kota Manokwari yang bersedia mengantar wisatawan untuk jalan-jalan di kawasan pinggiran kota yang tidak terlalu banyak dilalui oleh kendaraan bermotor. Wisatawan yang tidak punya sepeda pun akan dipinjamkan sepeda. Jadi bersepeda keliling hutan dan gunung, wilayah pertanian, serta daerah pesisir pantai merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Sudah banyak wisatawan manca negara yang ikut dengan saya menikmati tur sepeda gunung ini. Mereka semua menyukai kegiatan tersebut karena selain tidak mengeluarkan biaya, mereka bisa mengunjungi tempat-tempat baru yang tidak disebutkan dalam travel guide book tentang Indonesia. Dengan bersepeda gunung di Manokwari, kita akan mengenal Papua lebih dekat dan juga menjadi lebih mencintai alam. Oleh Charles Roring/ Email: peace4wp@gmail.com

Pengamatan Burung di Bali

oleh Charles Roring
Scaly-breasted Munia
Scaly-breasted Munia
Bali sebagai destinasi wisata terpopuler di Indonesia memiliki sejumlah spesies yang unik dan langka. Salah satu yang paling terkenal adalah Jalak Bali. Sebagian besar bulunya berwarna putih dengan pinggiran mata yang berwarna biru. Ujung ekornya berwarna hitam. Saya sempat melihat burung itu di dalam sangkar ketika mengunjungi museum Antonio Blanco. Karena populasinya yang sedikit sekali, peluang untuk melihatnya di alam terbuka sangatlah kecil. Jalak Bali disebut juga Bali Starling atau Bali Myna. Nama Latinnya adalah Leucopsar Rothschildi. Selama melakukan kegiatan pengamatan burung di Pulau Dewata ini, saya berhasil memotret seekor burung yang dalam bahasa Inggris disebut Scaly Breasted Munia. Warna sayapnya coklat dengan bagian dada dan perut menyerupai sisik ikan yang berwarna hitam putih. Untuk memotretnya, saya memakai kamera digital bermerek Nikon Coolpix P-500. Kamera ini bukan tipe D-SLR. Saya membelinya karena kekuatan zoom yang dimilikinya bisa mencapai 36 kali dengan focal range setara dengan 22,5 - 810 mm dalam format lensa 35 mm. Versi terbaru yang cocok untuk pemotretan burung adalah Nikon P520. Kamera ini merupakan pilihan termurah untuk para pencinta burung yang tidak memiliki cukup anggaran untuk membeli kamera D-SLR dengan lensa telefoto. 
Saya juga berhasil memotret Spotted Dove (Streptopelia chinensis), dan Cattle Egret (Bubulcus ibis). Ada juga spesies lain yang berhasil saya lihat tapi tidak bisa diidentifikasi dengan mudah karena saya tidak berhasil memotretnya. Pengidentifikasian burung saya lakukan dengan menggunakan buku A Photographic Guide to the Birds of Indonesia karya Morten Strange. 
Kegiatan pengamatan burung merupakan olah raga yang menyehatkan karena setiap orang yang melakukannya perlu berjalan kaki di daerah pegunungan yang masih memiliki pepohonan hijau dalam jumlah yang banyak. Kegiatan pengamatan burung dengan naik sepeda motor atau mobil sangatlah tidak disarankan karena suara kendaraan bermotor akan menyebabkan burung menjadi kaget dan terbang. Di daerah pinggiran sekitar Ubud, pengamatan burung bisa dilakukan menggunakan sepeda gunung. Selain bisa melihat dan memotret burung, para pengamat akan menghirup udara segar dari pegunungan serta menikmati pemandangan alam yang berguna untuk mengurangi stress. 
Burung memiliki peran yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem. Setiap hari burung menyebar bijih dari buah-buahan yang dimakannya. Burung juga merupakan predator bagi berbagai jenis serangga dan ulat yang merusak tanaman para petani meskipun ada juga sejumlah spesies yang digolongkan sebagai hama bagi tanaman padi. Burung-burung pantai yang memakan ikan menyediakan berton-ton pupuk bagi tanaman setiap tahunnya dari kotoran mereka. Jika burung-burung di dunia punah semua, ekosistem dunia akan pincang dan menuju kehancuran. Semoga hal tersebut tidak pernah terjadi.

Pelukis Belanda Willem Gerard Hofker

Tiga Gadis Bali karya William Gerard Hofker
Judul: Komposisi Tiga Gadis
Media: Pastel di atas kertas
karya Willem Gerard Hofker
Selama perjalanan saya berkeliling Bali, saya beberapa kali mengunjungi galeri dan museum seni di kota Ubud. Salah satu yang saya masuk adalah Museum Neka di Jalan Raya Campuhan. Di sana saya melihat banyak sekali lukisan, ukiran dan foto. Di antara sederetan seniman yang karya-karyanya dipamerkan di dinding museum itu, nama Willem Gerard Hofker sangat menarik perhatian saya. Seniman lukis asal Belanda ini pernah tinggal lama di Bali. Sebagian besar karyanya menggambarkan potret kehidupan masyarakat Bali sehari-hari. Wanita-wanita Bali dengan dandanan yang menarik kerap digambarkan sedang melakukan persiapan untuk mengikuti upacara keagamaan atau mementaskan tarian tradisional.
Willem Gerard Hofker adalah seorang pastelis yang mampu menuangkan kehidupan wanita-wanita Bali dalam kertas gambar secara apik dengan proporsi yang pas. Saya menghabiskan waktu yang lama sekali di lantai 2 sebuah gedung di dalam Museum Neka tersebut, tempat di mana karya-karya pastelis Belanda ini dipamerkan.
Dewasa ini, lukisan - lukisan Hofker menjadi incaran para kolektor seni dari berbagai penjuru dunia. Rumah Lelang Chritie's bahkan memasang foto-foto lukisan karya Willem Gerard Hofker yang telah laku. Salah satu di antaranya berjudul Ni Gusti Kompiang Mawar yang harganya mencapai 781.000 Euro. Sungguh fantastis.

Burung Surga Papua yang Indah Warnanya

Burung Cendrawasih Kuning Kecil
Lesser Birds of Paradise
Burung surga atau disebut juga burung Cendrawasih memiliki warna bulu yang indah sekali. Kepalanya berwarna kuning dengan leher hijau dan sayapnya berwarna coklat tua. Di sela-sela sayap ada bulu kuning dan putih yang melambai-lambai ketika ia berdansa atau terbang. Burung ini dalam bahasa Inggris disebut birds of paradise. Sebenarnya ada 38 spesies burung surga yang dikenal dalam dunia sains. Jumlahnya bisa berkembang sejalan dengan adanya eksplorasi dan penemuan baru yang kemungkinan bisa terjadi di Papua.


Selama ratusan tahun, burung Cendrawasih menjadi incaran para pedagang dan kolektor burung. Masyarakat Papua sendiri menyimpan sekurangnya 1 ekor burung Cendrawasih yang telah dikeringkan dalam rumah mereka untuk keperluan upacara, penyambutan tamu, atau tari-tarian adat. Namun demikian burung yang telah dikeringkan tersebut dapat diwariskan kepada generasi berikutnya sehingga hal tersebut bisa dimaklumi.
Perburuan burung Cendrawasih untuk diperdagangkan ke luar tanah Papua telah dilarang oleh pemerintah dalam hal ini lewat instansi Konservasi Sumber Daya Alam di Departemen Kehutanan. Sayangnya tetap saja masih terjadi perdagangan burung antar pulau.
Untuk menekan atau menghapus jaringan perdagangan burung surga maka harus ada mekanisme alternatif yang bisa diperkenalkan kepada para penduduk Papua. Salah satu yang saya laksanakan adalah ekowisata. Dalam program ekowisata (ecotourism), wisatawan datang ke tempat burung Cendrawasih berkumpul untuk menonton mereka berdansa di pagi dan sore hari. Dari kegiatan wisata menonton burung tersebut, penduduk asli Papua bisa memperoleh penghasilan tambahan dari sumber daya alam yang mereka miliki tanpa harus merusaknya. Meskipun jumlah wisatawan yang datang untuk menonton burung surga jumlahnya masih kecil, kontribusi mereka bagi perekonomian masyarakat lokal mulai terasa.
Contohnya, di Kampung Warmarway yang letaknya sekitar 1 jam perjalanan darat ke arah selatan Manokwari, ada sebuah hutan yang telah saya promosikan di internet sebagai destinasi untuk pengamatan burung Surga. Hampir setiap bulan ada saja orang asing (dari Eropa, Amerika Serikat) yang datang untuk menontonnya. Pemilik hak ulayat di hutan Warmarway adalah Bpk. Yunus Sayori. Penghasilan yang diperolehnya dari para wisatawan dapat ia gunakan untuk mendukung anaknya yang sedang kuliah di Manado. Tentu hal tersebut cukup membanggakan karena tidak semua keluarga di kampung Warmarway bisa menyekolahkan anak mereka ke luar pulau Papua.
Masih banyak hal yang harus dilakukan untuk membuat program ekowisata di Papua berhasil. Dengan dukungan masyarakat adat, pemerintah dan operator tur, saya optimis, kita bisa melestarikan alam Papua dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. oleh Charles Roring

Kepulauan Raja Ampat

Wisata bahari di Indonesia
Raja Ampat
Saya sering sekali melakukan perjalanan di Indonesia Timur khususnya keliling pulau-pulau di Papua Barat yang dipenuhi oleh hamparan pasir putih dan pohon-pohon kelapa. Salah satu tempat yang pernah saya singgahi adalah Kepulauan Raja Ampat. Semua orang yang pernah ke sana pasti akan berkata bahwa kabupaten yang terletak di sebelah barat Sorong tersebut adalah destinasi wisata terpopuler di Indonesia. Meskipun diberi gelar terpopuler, belum banyak orang Indonesia yang melancong ke daerah itu. Sebenarnya cara terjangkau ke Raja Ampat adalah dengan menumpang kapal cepat dari Pelabuhan Rakyat di kota Sorong ke Pelabuhan Waisai. Setelah itu dengan naik kendaraan roda 2 atau 4, wisatawan bisa menginap di homestay milik warga atau sejumlah resort pantai yang ada di sepanjang pantai Pulau Waigeo. Ada juga resort dan homestay yang dibangun di pulau-pulau lain seperti Kri, Mansuar, Gam, dan berbagai pulau lainnya. Untuk keperluan tersebut, wisatawan masih harus mengeluarkan biaya tambahan ke sana.
Snorkeling and birding in Raja Ampat
Sebuah Pulau di Raja Ampat
Kepulauan Misool di bagian selatan Raja Ampat sangat jarang dikunjungi oleh wisatawan Indonesia. Kebanyakan pengunjung yang ke kawasan itu berasal dari manca negara. Mereka menggunakan kapal-kapal diving (liveaboard) yang harga paket wisata per orangnya bisa mencapai lebih dari 20 juta rupiah. Tidaklah mengherankan jika hanya orang berduit saja yang bisa ke sana. Sarana transportasi laut massal di Raja Ampat masih kurang. Hal ini mengakibatkan tingginya biaya yang diperlukan oleh wisatawan yang hendak berkunjung ke pulau-pulau yang ada di sana.
Wisata bahari di Raja Ampat
Pantai di Pulau Waigeo
Bagi para pelancong yang ingin mengunjungi Wayag, cara termurah adalah dengan pergi dalam satu kelompok beranggotakan sekitar 8-10 orang. Hal ini penting untuk menekan biaya transport. Perahu bisa disewa dari Waisai (ibukota kabupaten Raja Ampat). Saya tidak menyarankan Anda untuk pergi ke kepulauan Wayag seorang diri karena pasti biaya yang akan ditanggung sangatlah besar.
Jika Anda masih memerlukan informasi tentang jalan-jalan di Raja Ampat, ketik saja keyword itu di form pencarian dalam blog ini. Saya telah menulis beberapa artikel yang berkaitan dengan destinasi wisata maritim yang sangat terkenal di Indonesia tersebut. Jika Anda ingin jalan-jalan ke Raja Ampat dan membutuhkan seorang pemandu, silahkan menghubungi saya:  Leo Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com atau lewat whatsapp ke: +6281332245180
Baca juga: Wisata Alam ke Raja Ampat

Lesser Paradise birds in Arfak mountains

A lot of birdwatchers and rainforest lovers go to Arfak mountains to watch paradise birds. There are several species that can be seen both in the lower and upper montane forests.


Lesser Birds of Paradise
Birds of Paradise in Susnguakti forest of Manokwari
Male and female Lesser Birds of Paradise

One of the most famous species of paradise birds is the Lesser Bird of Paradise (Paradisaea minor). The birds can mostly be seen in lower montane forest. They like to gather in trees whose branches overlook sunrise. Early in the morning when the weather is clear, male Lesser BOPs fly to the trees to call their female counterparts. Morning sunlight makes their feather looks bright and colorful. The male birds of paradise will perform courtship dance to attract female lesser birds of paradise for mating. They jump from one branches to another. The branches that are used for the courtship dance have been cleared from twigs, leaves and moss. A recommended site for tourists who want to watch these paradise birds is Susnguakti forest. It is located in the south of Manokwari city approximately 1 hour ride and another 1 hour hiking into the jungle.
Birdwatching in Manokwari
Lesser Birds of Paradise
To watch the paradise birds in Susnguakti forest, birdwatchers have to wake up early in the morning at around 4.30 a.m. After eating some food and drinking coffee or tea, they need to leave the their camp for the birding site. Crossing a small stream of cool water in a narrow ravine, they will slowly walk up steep slopes of the Arfak range. When the sun rises in the east from the horizon of the Pacific Ocean, the male lesser birds of paradise perch on the branches of the trees and begin calling their females. The "courtship dance show" lasts for about 3 hours from 6 to 9 a.m. They can also be seen in the afternoons at around 13.00 to 15.00. Birdwatchers need to bring a good pair of binoculars or a D-SLR camera that is powered with telephoto lens. The camera that I highly recommend for birdwathers is Canon PowerShot SX50 HS or Nikon Coolpix P600. It is a compact point and shoot camera that is powerful and affordable.
Other birds of paradise in Arfak mountains
In addition to the Lesser BOP, visitors can also see such species as King Bird of Paradise, Magnificent Riflebird, Pink-spotted Fruit Dove, Blyth's Hornbill and etc.


Jalan-jalan di Manokwari - Tamasya ke Pulau Mansinam

Pulau Mansinam yang terletak di dalam Teluk Dore - tempat kota Manokwari berada merupakan kawasan wisata sejarah yang sering dikunjungi masyarakat Papua. Menurut catatan Gereja Kristen Injili di Tanah Papua, pada tanggal 5 Februari 1855, 3 orang misionaris berkebangsaan Jerman mendarat di pulau itu. Mereka adalah Otto dan isterinya serta Geissler. Kedatangan mereka adalah untuk menyebarkan injil kepada orang-orang Papua yang belum mengenal agama. Kala itu, penduduk di kawasan pantai dan pegunungan masih sering terlibat perang suku satu sama lain.
Kurang lebih dua tahun kemudian, datang juga seorang peneliti berkebangsaan Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace ke Manokwari untuk melihat burung-burung surga serta flora dan fauna yang hidup di sana. Dia sempat bertemu dengan ketiga misionaris tersebut sebagaimana ditulisnya dalam buku catatan perjalanannya di nusantara yang berjudul The Malay Archipelago.
Wisata di Papua Barat
Pramuwisata Charles Roring bersama wisatawan Belanda

Pulau Mansinam memiliki pantai yang indah karena ditumbuhi oleh terumbu karang. Masyarakat Papua sering ke pulau ini untuk melihat situs sejarah pendaratan ketiga misionaris tersebut. Jika Anda hanya ingin berenang dan snorkeling di Pulau Mansinam, tempat yang saya sarankan adalah di sebelah selatan pulau itu. Terumbu karang di kedalaman 1 hingga 5 meter masih dalam keadaan baik dan bisa dilihat dengan menggunakan mask. Karena tidak ada jasa penyewaan snorkeling mask di Manokwari, maka saya sarankan agar Anda membawanya sendiri sebelum berangkat ke Manokwari. Biaya taksi air dari pelabuhan ketapang Manokwari adalah Rp. 10.000/orang sekali jalan. Di samping wisata alam dan sejarah, para pengunjung yang singgah di pulau ini bisa bertemu dengan seniman setempat yang bernama Peter Rumbruren. Seniman serba bisa tersebut membangun sebuah bangunan tradisional di depan rumahnya tempat ia menaruh ukir-ukiran yang terbuat dari kayu.
Selain keindahan bawah laut yang menawan, wisatawan dapat pula melihat hutan pantai yang tumbuh di bagian belakang pulau ini. Pemerintah sedang membangun jalan lingkar pulau Mansinam untuk memudahkan masyarakat berjalan kaki atau naik sepeda mengelilinginya. Satu hal yang menarik untuk diketahui pula adalah bahwa sinyal ponsel cukup baik di pulau ini. Oleh karena itu, Anda bisa langsung meng-upload foto atau video yang mereka ambil di pulau tropis ini untuk dibagikan ke teman-teman di media sosial. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Anggrek Putih di Pegunungan Arfak

Wisatawan yang berkunjung ke Pegunungan Arfak umumnya melihat beberapa spesies burung surga di sana. Tapi sebenarnya, daerah itu memiliki banyak attraksi lain yang menarik seperti danau Anggi, kupu-kupu sayap burung dan pemandangan alam pegunungan yang luar biasa indahnya. Masyarakat adat yang tinggal di Pegunungan Arfak memiliki rumah tradisional yang unik sekali. Namanya rumah kaki seribu. Pegunungan Arfak juga memiliki sejumlah gua yang dalam.
Tapi kali ini saya tidak akan membahas mengenai hal-hal tersebut. Saya hanya ingin berbicara sedikit tentang bunga. Ketika berjalan di kampung-kampung yang terletak di kawasan Mokwam, saya melihat warna-warni bunga yang ditanam penduduk di halaman rumah mereka. Ada beberapa jenis yang saya kenal seperti bunga nusa indah, mawar, dan anggrek. Tapi ada banyak jenis bunga yang tidak saya kenal karena baru kali itu saya melihatnya. Setelah memotret bunga-bunga itu, saya harus mencari tahu nama spesiesnya dalam bahasa Indonesia, Inggris dan Latin lewat buku Tanaman Hias Indonesia karya Iin Hasim S, terbitan Penebar Swadaya. Saya juga tentu saja meminta bantuan Oom Google untuk memperoleh informasi yang lebih mendetail tentang bunga-bunga yang saya lihat di Pegunungan Arfak tersebut. 
bunga anggrek putih di hutan Pegunungan Arfak
Bunga Anggrek di Hutan Arfak
Salah satu anggrek Papua yang saya lihat tumbuh di batang sebuah pohon memiliki bunga yang berwarna putih. Di permukaan tanah yang ditutupi lumut, saya melihat banyak bunga putih tetapi saya ragu apakah bunga itu berasal dari anggrek yang tumbuh di atas sana. Saya kumpulkan beberapa bunga tersebut dan menciumnya. Dan bunga itu mengeluarkan bau yang wangi. Apa betul ada anggrek yang berbau wangi?
Seorang ahli bunga yang bernama Bian Tan dari Singapura mengatakan Ya. Dia berkunjung ke Manokwari awal bulan Maret ini dan dia mendaki Gunung Soyti, tempat saya melihat anggrek putih tersebut. Dia bilang memang ada beberapa spesies anggrek yang berbau wangi. Kalau ada dari antara pembaca yang tahu nama anggrek ini, tolong kasih tahu email. Terima kasih sebelumnya. Oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Friday, June 26, 2020

Kamera yang cocok untuk mengabadikan liburan Anda

Setiap kali melakukan perjalanan ke berbagai daerah, saya selalu membawa sebuah kamera digital. Dengan alat tersebut, saya mengambil gambar pemandangan, bunga, burung, masyarakat lokal, ataupun hal-hal menarik yang akan saya pakai bahan pelengkap dalam penulisan artikel di blog ini maupun website saya yang lain. Sebagai seorang pemandu wisata, saya memerlukan kamera untuk mendokumentasikan semua kegiatan saya untuk keperluan promosi maupun pelaporan ke kantor dinas pariwisata yang merupakan partner kerja antara swasta dan pemerintah.
Ekowisata hutan
Bunga yang belum teridentifikasi
Kamera sangatlah penting untuk seorang penulis seperti saya. Contohnya, ketika saya melihat bunga anggrek tanah yang tumbuh di hutan belantara Papua, saya perlu memotretnya untuk membantu proses identifikasi. Suatu hari, saya memandu seorang turis Inggris di hutan tropis yang berada kurang lebih 3 jam berjalan kaki dari daerah pinggiran kota Manokwari. Saya melihat berbagai jenis anggrek yang tumbuh baik di permukaan tanah maupun di atas pohon. Ada pula sejenis bunga berwarna oranye kemerah-merahan yang keluar dari sejenis tanaman merambat. Hingga kini, saya masih belum bisa mengidentifikasi nama spesiesnya.
Karena kamera modern bisa menyimpan ribuan foto dalam sebuah memori chip berkapasitas 8 Gb, saya sangat merekomendasikan kepada pembaca yang hendak melakukan perjalanan liburan untuk membelinya.
Pertanyaannya sekarang adalah kamera tipe apa yang cocok buat berwisata?
Nikon coolpix P500
Nikon Coolpix P500
Berdasarkan pengalaman saya, ada dua jenis kamera yang saya rekomendasikan untuk Anda. Jika kegiatan Anda ada sangkut pautnya dengan olah raga air, belilah kamera yang bisa dipakai di dalam air. Untuk snorkeling maupun diving, Canon Power Shot G1X yang dilengkapi dengan water housing adalah gadget yang saya rekomendasikan. Harganya tergolong mahal, yaitu sekitar 9 juta rupiah. Nikon memproduksi kamera yang harganya terjangkau yakni AW 100. Olympus juga menciptakan beberapa seri kamera tahan banting yang terjangkau harganya untuk wisatawan Indonesia. Yang saya rekomendasikan adalah tipe Stylus TG-2 iHS Untuk kegiatan wisata birdwatching tentu saja pilihan kamera haruslah yang memiliki kemampuan telefoto. Kamera D-SLR yang dilengkapi lensa panjang 300 mm ditambah lagi dengan tele-converter lens harganya mencapai puluhan juta rupiah. Mungkin kamera jenis ini terlalu mahal buat Anda. Untuk membantu para pelancong yang memiliki keterbatasan keuangan, produsen kamera digital yang terkemuka telah meluncurkan point and shoot camera tipe Canon Powershot SX50 HS. Kamera ini mampu memotret subyek yang berada beberapa ratus meter jauhnya dari sang pengambil gambar. Nikon meluncurkan Coolpix P520 dengan kemampuan optikal zoom sebesar 42x. Saya pribadi menggunakan kamera lama yakni Nikon Coolpix P500 dengan pembesaran optis sebanyak 36x. Semoga penjelasan ini bisa dijadikan sebagai referens buat Anda dalam membeli kamera yang cocok untuk mendokumentasikan perjalanan Anda. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Anda Perlu GPS map agar tidak tersesat di hutan

Karena sering mengantar tamu asing di tengah hutan, saya memerlukan peralatan navigasi seperti Garmin GPSMAP 60CSx Handheld GPS Navigator. Peralatan ini bermanfaat sekali dalam menentukan posisi di peta serta ketinggian dari permukaan air. Adanya GPS secara psikologis dan teknis memberikan rasa aman kepada setiap tamu yang mengikuti penjelajahan hutan di alam Papua. Wisatawan itu datang dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman, Inggris serta Russia. Ada juga beberapa orang yang berasal dari Asia seperti Thailand, Singapura dan Malaysia. Mereka suka melihat burung, bunga, serta mandi di sungai yang airnya jernih.
Kunjungan ke Danau Kabori
Wisatawan Belanda di sebuah danau di Manokwari - Papua
Perjalanan di dalam hutan dengan sungai dan jalan setapak yang berliku-liku membuat banyak wisatawan yang mengalami kebingungan untuk menentukan arah mata angin. Hal ini tentu mengkuatirkan di mata mereka. Untuk menghilangkan semua kekuatiran itu, saya selalu menggenggam GPSmap. Alat ini meskipun kecil dan menyerupai ponsel bisa menentukan arah mata angin baik utara, selatan, timur dan barat serta kecepatan perjalanan. Banyak perusahaan elektronik yang memasukan fitur gadget di dalam kamera, ponsel, dan tablet mereka. Semua itu ada gunanya jika kita sedang berada di suatu tempat yang tidak kita kenal sama sekali. Sebenarnya peralatan GPS bukan merupakan sebuah kebutuhan mutlak jika wisatawan yang berjalan di dalam hutan didampingi oleh pemandu wisata setempat (local guide) yang sudah berpengalaman.
Pemandu wisata lokal lebih mampu menentukan arah mana yang harus ditempuh ketika sedang berjalan di tengah hutan yang ditutupi pohon-pohon besar. Sering kali GPS tidak bisa berfungsi dengan baik ketika kita berada dibawah tutupan dahan dan dedaunan pohon (kanopi) yang lebat.
Sebenarnya sebuah peralatan GPS tidak hanya berguna di hutan atau tempat yang tidak kita kenal tetapi juga di dalam kota. Kalau kita sedang terjebak di sebuah jalan yang padat dengan kendaraan, kita bisa mencari tahu jalur alternatif yang dapat membantu kita untuk tiba di tempat tujuan secara lebih cepat. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Peselancar Dunia di Tanjung Bakaro Manokwari

oleh Charles Roring
Foto di bawah ini menunjukkan seorang wisatawan bernama Alberto Castro dari Brazil sedang menikmati kegiatan selancar air (wave surfing) di Pintu Angin - Tanjung Bakaro, Manokwari. Alberto adalah seorang peselancar yang sudah sangat berpengalaman. Dia beserta beberapa teman dari tim SurfExplore berkunjung ke kota ini pada bulan Februari hingga Maret yang lalu.  Mereka melakukan eksplorasi berbagai tempat di pesisir pantai utara (pantura) Manokwari untuk ombak-ombak besar.
Pintu Angin Bakaro
Kawasan pantura di wilayah Manokwari berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik. Selama bulan November hingga April perairan pantainya diterpa oleh ombak besar yang ketinggiannya mencapai beberapa meter sehingga cocok untuk olahraga selancar air.
Hayato Maki di Manokwari Papua Barat
Peselancar internasional Hayato Maki dari Jepang di Pantai Pintu Angin (Tanjung Bakaro) Manokwari
Ada banyak tempat di Manokwari yang telah mereka tentukan sebagai spot surfing terbaik. Salah satunya adalah di Pinto Angin. Di sini, hanya peselancar yang sudah berpengalaman saja yang boleh melaut. Bagi peselancar yang masih berada pada tingkat pemula (beginners), kawasan pesisir yang saya rekomendasikan adalah Pantai Amban, Tanjung Pepaya serta Pantai Bakaro (tempat panggil ikan).
Kota Manokwari sudah memiliki sebuah klub untuk para peselancar. Namanya Abasi Klub Surfing. Mereka juga sudah mempunyai blog yang tertulis dalam bahasa Inggris yakni abasiklubsurfing.blogspot.com. Jika Anda adalah seorang peselancar yang tertarik untuk berburu ombak di Manokwari, saya sarankan untuk bertemu dengan anggota-anggota dari Abasi Klub Surfing.
Belum ada surfcamp di sekitar pantai Abasi maupun Tanjung Bakaro. Para pelancong yang berkunjung ke Manokwari bisa menginap di rumah-rumah penduduk dan di beberapa hotel yang ada di kota ini. Setiap peselancar hendaknya didampingi oleh surfguide yang sudah berpengalaman dari Abasi Klub Surfing. Hal ini untuk memastikan agar para peselancar mengetahui spot surfing yang aman buat mereka, dan kondisi di bawah airnya apakah berbatu-batu atau berpasir.
Setelah para peselancar dunia dari tim SurfExplore itu kembali ke negara masing-masing, mereka menerbitkan sebuah artikel di situs surfline. Situs yang diperuntukkan khusus bagi olah raga selancar akan membantu mempromosikan pinto angin sebagai destinasi alternatif untuk berselancar di Indonesia.

Melihat Keindahan Terumbu Karang di Manokwari

Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat. Sebagai kota yang terletak di pesisir pantai, Manokwari memiliki banyak tempat yang ditumbuhi oleh terumbu karang. Salah satunya berada di Pantai Abasi. Letaknya di sebelah timur Manokwari.






Red and Black Anemonefish in Manokwari
Red and Black Anemonefish
Wisatawan asing suka ke sana untuk menikmati olahraga selancar air (wave surfing). Pantai Abasi juga memiliki gugusan terumbu karang yang menyebar di bawah laut dari tepi pantai hingga di kedalaman. Ikan dan karang meja yang berwarna-warni merupakan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin melihatnya.
Snorkeling di Manokwari
Anemone di Perairan Abasi - Manokwari
Setiap orang yang ingin menikmati kegiatan snorkeling (berenang menggunakan masker kaca dan pipa untuk bernapas), perlu membawa peralatan sendiri seperti mask, snorkel serta fins. Wisatawan bisa menyewa perahu dari penduduk setempat. Harga sewa sebuah perahu yang bisa mengangkut 4 orang penumpang + pengemudinya kurang lebih Rp. 300.000-500.000/hari.
Wisata snorkeling di Manokwari
Terumbu Karang di Perairan Abasi
Saat menyelam di dalam air, kita akan merasa seakan-akan sedang berada di dalam sebuah akuarium raksasa yang di penuhi dengan berbagai jenis ikan hias. Terumbu karang secara fisik nampak seperti tanaman hias yang tumbuh di dalam air. Sebenarnya terumbu karang dikategorikan sebagai binatang. Terumbu karang memerlukan waktu puluhan tahun untuk membentuk karang seukuran kepala manusia.
Selain itu pula, terumbu karang dipandang sebagai hutan hujan tropis dari lautan. Untuk bertumbuh, terumbu karang menyerap CO2 yang terlarut di dalam air. Oleh karena itu, peranannya dalam melawan gejala pemanasan bumi (global warming) sangatlah penting. Sebagai rumah ikan, terumbu karang perlu dilindungi agar dapat terus menyuplai makanan bagi manusia secara berkesinampungan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata. Wisatawan domestik maupun manca-negara yang berkunjung dan menikmati olahraga snorkeling dan diving di Manokwari secara langsung akan memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat setempat. Dengan penghasilan itu, mereka akan merasakan bahwa memang terumbu karang sangatlah berguna bagi kehidupan mereka. Jadi terumbu karang perlu dan harus dilestarikan.

Thursday, June 25, 2020

Paket Wisata di Raja Ampat yang Fantastis Harganya

Paket Wisata untuk wisatawan Indonesia

Paket wisata Raja Ampat
Piaynemo Raja Ampat

  • Ketersediaan: Oktober, November, Januari, Februari, Maret, April, Mei

Jumlah peserta: minimal 4, maksimal 8 orang
Aktivitas: Melihat pemandangan, snorkeling
Harga: Rp. ... rupiah/ orang
Harga sudah termasuk penginapan 2 malam (saat tiba di dan sebelum meninggalkan kota Sorong), pin masuk Raja Ampat untuk wisatawan domestik, penginapan di homestay, makanan dan air minum, kontribusi bagi kampung atau lokasi wisata yang kita kunjungi serta jasa bagi guide maupun boat driver dan navigatornya.
Harga tidak termasuk tiket pesawat, asuransi perjalanan, soft drink dan alcoholic drink serta pengeluaran pribadi lainnya.

Itinerary:
Hari 1
Saya akan menemui rombongan Anda di bandara Domine Eduard Osok Sorong dan mengantar kalian ke hotel.
Silahkan istirahat.

Hari 2
Transfer dari Sorong ke Raja Ampat
Kita akan menginap di salah satu homestay di Raja Ampat.
Kita akan snorkeling di Selat Yenbuba. Sangat saya sarankan agar para peserta tour membawa alat snorkeling sendiri (masker, pipa snorkel dan fins).

Hari 3
Kita akan melakukan perjalanan ke Teluk Kabui untuk melihat pulau-pulau Karst yang indah dan juga menikmati snorkeling di sana. Ada banyak spesies ikan yang hidup di sana seperti anemonefish, striped surgeonfish dan damselfish.
Setelah makan siang, kita akan snorkeling di Friwen atau Batu Lima atau jalan-jalan di pasir timbul, tergantung cuaca dan arus laut.

Hari 4
Pagi-pagi sekali, kita akan melakukan perjalanan ke Pianemo untuk melihat pemandangan gugusan pulau-pulau Karst. Saat kembali, kita bisa menikmati snorkeling di Pos atau di dermaga Arborek. Spesies ikan yang bisa dilihat antara lain: scad, giant trevally, grouper, baracuda, butterflyfish, moorish idol serta

Hari 5
Kita akan menuju ujung barat Pulau Mansuar untuk menikmati snorkeling di sana, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan ke Kampung Sawondarek serta trekking ke Danau (optional).

Hari 6
Setelah sarapan pagi, kita akan berangkat meninggalkan Raja Ampat menuju kota Sorong.

Hari 7
Transfer ke Bandara DEO Sorong
Selesai

Ajaklah teman-teman Anda untuk bergabung sehingga Perjalanan Wisata ke Raja Ampat menjadi lebih meriah dan menyenangkan.

Reservasi:
Silahkan menghubungi saya (Charles Roring) lewat email: peace4wp@gmail.com atau nomor hp: 081332245180 untuk memesan paket wisata ini.
Baca juga: Wisata Alam Raja Ampat

Pawai Budaya di Manokwari

Setiap tanggal 4 dan 6 Februari jalan-jalan utama di kota Manokwari selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun manca negara. Pada saat itu, masyarakat berbagai penjuru Tanah Papua berkumpul di kota ini untuk menghadiri hari ulang tahun Pekabaran Injil sekaligus berpartisipasi dalam karnaval budaya.  Karnaval budaya ini terbuka bagi siapa saja dari berbagai latar belakang agama maupun golongan demi mewujudkan Tanah Papua sebagai zona damai bagi semua orang. 
Suku batak ikut memperingati hari Pekabaran Injil di Tanah Papua
Delegasi Masyarakat Batak
Pada tanggal 4 Februari sore, biasanya jemaat dari berbagai gereja di Tanah Papua dan dari luar Papua berparade di dalam kota sambil menyanyikan lagu-lagu rohani memuji Tuhan. Ada yang mengenakan pakaian adat, ada yang mengenakan pakaian biasa untuk jalan santai. 
Keesokan harinya, kegiatan peribadatan dilaksanakan di Pulau Mansinam. Ribuan orang juga ke sana untuk merayakan hari peringatan pendaratan 2 orang missionaris Jerman yakni C.W. Ottow and J.G. Geissler di Pulau Mansinam pada 5 Februari 1855 untuk memberitakan Kabar Baik bagi seluruh masyarakat di Tanah Papua.  
Pada 6 Februari sore, wisatawan dan penduduk kota berkumpul di jalan-jalan utama di kota Manokwari untuk melihat pawai budaya yang dihadiri oleh berbagai kelompok masyarakat yang menari dengan pakaian adat mereka masing-masing. Ada ratusan suku yang hidup di tanah Papua. Oleh karena itu, pakaian tradisional, lagu-lagu serta tarian adat yang mereka pentaskan juga berbeda-beda. Pawai budaya Manokwari adalah perayaan tahunan yang meriah karena diikuti oleh hampir seluruh suku yang ada di Papua dan bahkan dari luar Tanah Papua.

Karena kegiatan ini sudah menjadi agenda tetap maka setiap tahun jumlah wisatawan asing yang berasal dari Eropa dan kawasan lainnya semakin bertambah jumlahnya. Khusus pada tanggal 5 Februari, ribuan orang pergi ke Pulau Mansinam yang menjadi lokasi pendaratan pertama bagi dua misionaris Eropa yang bernama Ottow dan Geissler. 
Semua rangkaian Peringatan HUT PI dan Pawai Budaya yang ada di Manokwari mendapat perhatian besar dari pemerintah dan masyarakat. Pawai Budaya ini terbuka bagi semua orang dari berbagai latar belakang suku dan agama di Indonesia maupun di dunia yang ingin melihat kekayaan budaya masyarakat yang tinggal di kota Manokwari. 
Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, telah juga sampai di Indonesia dan khususnya lagi Tanah Papua. Oleh karena itu, pemerintah pasti memperketat penerapan protokol kesehatan selama peringatan HUT PI pada tanggal 5 Februari 2021 ini seperti penggunaan desinfektan dan penggunaan masker di tempat-tempat publik. Mengenai teknis pelaksanaan HUT PI pada masa pandemi seperti sekarang ini, tentunya para jemaat harus mendengar pemberitahuan dari pihak GKI dan petugas kesehatan terutama satgas penanggulangan Covid-19 yang tentu tidak ingin melihat adanya pengumpulan massa besar-besaran. 

Di mana letak Manokwari
Manokwari adalah ibukota Provinsi Papua Barat. Kota ini secara geografis berada di daerah Vogelkop dari Tanah Papua. Selain dikenal sebagai daerah tujuan pertama bagi para zendeling, dalam dunia ekowisata dan sejarah alam, Manokwari adalah salah satu destinasi wisata pengamatan burung-burung surga yang terpenting di seluruh dunia.
wisata rohano ke Tanah Papua
Rute Penerbangan ke Manokwari
Napak Tilas ke Wondama
Setelah wisatawan menghabiskan waktu di Manokwari dan pulau Mansinam. Mereka bisa melanjutkan perjalanan napak tilas para pembawa KABAR BAIK ke Kabupaten Wondama. Ibukotanya adalah Rasiei. Di sana I.S. Kijne mendirikan sekolah pendidikan guru di Aitumieri yang menandai awal dibangunnya generasi pertama kaum intelektual Papua dalam memasuki peradaban modern. Perjalanan ke Kabupaten Wondama bisa dilakukan menggunakan kapal penumpang dari Manokwari.
bukit Aitumieri di Teluk Wondama
Bukit Aitumieri
Pemandangan Teluk Wondama yang indah dari Bukit Aitumieri akan membawa keteduhan hati bagi siapa saja melanjutkan perjalanan dari Manokwari ke Wondama untuk mengikuti napak tilas para pembawa Kabar Baik yang telah bersusah payah membawa terang Kristus kepada masyarakat Papua.

Bagaimana pergi ke sana?
Pada umumnya, wisatawan yang hendak berkunjung ke Manokwari menggunakan pesawat udara. Ada beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta - Makassar - Sorong - Manokwari dengan jadual yang teratur antara lain: Wings/ Lion Air, Sriwijaya Air, Batik dan Garuda. 
Teluk Dore dan Pegunungan Arfak
Kota Manokwari
Beberapa kapal PELNI juga singgah di Manokwari. Silahkan berkunjung ke website masing-masing perusahaan penerbangan dan PELNI untuk memperoleh jadual dan harga tiket yang tepat.

Hotel
Ada sejumlah hotel di kota Manokwari info selengkapnya bisa pembaca peroleh dengan melakukan pencarian di Google.
Atraksi Wisata Lainnya
Atraksi lain yang bisa dinikmati di Manokwari adalah:
  • Berenang sambil melihat keindahan terumbu karang (snorkeling)
  • Pengamatan burung surga
  • Penjelajahan hutan
  • Sepeda gunung
  • Olah raga memancing
  • Piknik di sungai
  • Berkemah di hutan
  • Penjelajahan gua (caving) 
  • Wisata ke daerah Pegunungan Arfak
  • Pementasan Tarian dan Lagu Tradisional
  • Kunjungan ke seniman-seniman untuk membeli suvenir.
Ditulis oleh Charles Roring

Watercolor Painting of Hibiscus Flower

I made a small artwork last week. It was a pink rose mallow whose Latin name was Hibiscus rosa-sinensis. In my country, it is called Kembang Sepatu or Shoe Flower. Perhaps the painting of this flower decorated a lot of shoes that became hot items in the past. I like making small sized watercolor paintings because I can finish each of  in one day.

This painting is available for purchase in various print products, one of them is hibiscus invitation cards or greeting cards on Zazzle.com.
If you are interested in having a rose mallow painting on the wall of your house, you can contact me for a commission works. I will paint it and send it to you. by Charles Roring/ E-mail: charlesroring@gmail.com

Pemandangan kota Manokwari

Saya pernah memandu 3 orang Australia (berkebangsaan Belanda) dan 1 orang Belanda. Kami keliling kota Manokwari yang memanjang di tepi Teluk Dore. Daerah pertama yang kami jelajahi adalah kawasan Reremi. Rumah-rumah yang ada di kawasan ini sebagian besar merupakan bangunan peninggalan Belanda. Dua dari pelancong yang saya dampingi ini pernah tinggal di kota Manokwari hingga tahun 1962. Memang pada zaman itu, kota Manokwari didiami oleh ribuan orang Belanda.
Berwisata ke Papua Barat
Kota Manokwari
Setelah bertahun-tahun tinggal di Eropa dan di Australia, mereka kembali lagi ke Manokwari untuk bernostalgia. Kami berusaha mencari rumah tempat mereka tinggal namun tidak berhasil menemukannya karena sudah banyak rumah peninggalan zaman Belanda yang dimodifikasi atau dibongkar dan dibangun dengan rumah yang baru.
Jalan-jalan ke Papua Barat
Kota Manokwari
Setelah itu kami berangkat menuju Manggoapi yang juga merupakan kawasan pertanian yang dikembangkan oleh orang-orang Belanda. Kami menuju sebuah bukit yang menghadap Teluk Dore. Berdiri di bukit tersebut, saya bisa menyaksikan pemandangan kota Manokwari yang menakjubkan. Saya lalu menyalakan kamera dan mulai mengambil gambar kota Manokwari yang diapit di sebelah kanan oleh Pegunungan Arfak dan hutan hujan tropis yang hijau tua di Gunung Meja. Birunya laut di Teluk Dore menjadikan daerah ini sebagai kota yang layak dikunjungi oleh wisatawan. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 20 menit di sana sambil memotret pemandangan, kami pun melanjutkan perjalanan ke kawasan Litbang untuk melihat bunga anggrek yang berwarna-warni di rumah seorang Belanda yang bernama James.
Manokwari sebagai ibukota Provinsi Papua Barat memiliki sejumlah tempat wisata yang bersejarah seperti Tugu Jepang di Gunung Meja dan Situs Pendaratan Ottow dan Geissler di Pulau Mansinam. Namun di mata para wisatawan asing, ekosistem hutan hujan tropis merupakan daya tarik utama untuk berkunjung ke Manokwari. Pegunungan Arfak telah lama dikenal oleh wisatawan sebagai destinasi penjelajahan hutan dan pengamatan satwa liar terutama burung surga. Wilayah pantai utara juga memiliki sejumlah sungai yang menarik untuk dijelajahi.
Ekowisata di Papua Barat
Wisatawan Swiss sedang menjelajah sungai di Manokwari dipandu warga kampung. 
Beberapa di antaranya adalah Sungai Pami dan Sungai Asai. Jika Anda tertarik untuk menikmasi wisata alam di Manokwari, silahkan menghubungi saya. oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com

Paket Wisata ke Manokwari

Saya sering menerima email dari calon wisatawan di luar negeri yang hendak ke Manokwari - salah satu destinasi yang populer di Papua Barat. Mereka menanyakan tempat-tempat wisata apa saja yang menarik dan berapa harganya. Berikut ini adalah penjelasan saya:

Wisata Snorkeling
Snorkeling di Papua Barat
Terumbu karang di Manokwari
Wisata ini cukup populer di kalangan wisatawan asing yang berkunjung ke Manokwari - ibukota Provinsi Papua Barat. Ada beberapa tempat snorkeling yang saya rekomendasikan. Beberapa di antaranya adalah Pulau Mansinam, Pulau Raimuti, Pantai Asai, Pantai Abasi dan Pantai Anggresi. Lokasi termurah adalah Pantai Abasi dan Pulau Mansinam, biaya rata-rata per orang sekitar Rp. 75.000-100.000 - minimal peserta 4 orang. Untuk Pulau Raimuti, harganya lebih mahal yakni Rp. 400,000 - minimal peserta 4 orang (karena biaya sewa boat ke lokasi snorkeling cukup tinggi). Demikian pula untuk Pantai Anggresi yang jauhnya sekitar 1 jam perjalanan dengan speed-boat dari kota Manokwari. Untuk snorkeling di Pantai Anggresi, para peserta harus mengeluarkan biaya kurang lebih Rp. 500.000/orang - minimal peserta 4 orang. Semua peserta perlu membawa perlengkapan snorkeling sendiri.

Wisata Penjelajahan Hutan
French tourists hiking in Manokwari
Trekking in lowland forest of Manokwari
Sebagian besar wisatawan manca negara yang berkunjung ke Manokwari mengambil paket wisata ini. Salah satu lokasi yang paling populer adalah hiking di dalam hutan. Ada beberapa tempat yang saya rekomendasikan antara lain:

  • Hutan Kali Dopi, burung taun-taun, kakaktua putih, raja udang, mambruk adalah spesies umum yang bisa dijumpai di sana. 
  • Hutan Susnguakti cukup populer untuk para pelancong yang ingin menonton burung surga berdansa di pagi dan sore hari. Wisatawan asing biasanya berkemah selama beberapa hari. 
  • Untuk kawasan dataran tinggi Pegunungan Arfak seperti kampung Syioubri dan kampung Kwau, harga paketnya bervariasi tergantung lama kunjungan. 

Tips Penggunaan Pakaian
Khusus untuk penjelajahan hutan (hiking), saya sarankan agar wisatawan mengenakan pakaian yang sesuai dengan kegiatan tersebut yakni celana panjang dan kaos. Wisatawan perlu memakai sepatu olah raga yang tidak mudah slip jika menyusuri jalan setapak yang licin. Untuk kawasan wisata di Kampung Syioubri dan Kampung Kwau yang terletak di dataran tinggi Pegunungan Arfak, pakaian seperti sweater atau baju kaos lengan panjang yang dilapisi T-shirt lengan pendek sudah cukup untuk menahan udara dingin agar tidak terlalu banyak merasuk ke dalam tubuh. Di malam hari, sarung tangan dan kaos kaki merupakan tambahan yang perlu Anda pakai agar tidak kedinginan.

Artikel pendek ini tentu tidaklah cukup untuk memberi penjelasan secara mendetail tentang berbagai hal yang terkait dengan perjalanan wisata di Manokwari. Namun demikian, saya harapkan kiranya informasi yang saya berikan ini bisa sedikit membantu para calon wisatawan yang hendak ke sana. Oleh Charles Roring/ E-mail: peace4wp@gmail.com