Pages

Tuesday, May 24, 2016

Saatnya Panen

Ini adalah gambar seorang petani tradisional di Pulau Jawa, Indonesia. Dia sedang bekerja memanen hasil pertanian di kebunnya. Saya membuat gambar ini beberapa tahun yang lalu saat masih tinggal di kota Malang - Jawa Timur. Kota itu memiliki udara yang sejuk dan dikelilingi oleh lahan pertanian yang produktif. Saya menggunakan pensil warna untuk membuatnya. Saya lupa nama perusahaan pembuat pensil itu. Mungkin Faber-Castell.

Gambar ini telah berada di dalam sebuah kotak karton, bersama-sama dengan lukisan-lukisan saya yang lain, selama bertahun-tahun. Saya senang sekali melihatnya masih dalam keadaan baik. Saya merasa perlu membagikannya di blog ini.
Harvest Time

Monday, May 23, 2016

Carrying a Cement

After guiding a German tourist named Katja in Raimuti island where we enjoyed snorkeling over coral reef, I accompanied her back to Manokwari city. It was approximately 2 p.m. We took a chance to visit Niko Asaribab - a Papuan artist who lived near Anggrem harbor. Most of his works were wooden carvings. There was a painting of underwater world that showed coral reef and tropical fish.
After spending half an hour with the artist, we continued our trip to the harbor. There were several wooden boats parking at the jetty. There were a pile of Cement Tonasa not far from where we were standing. The sun was shining fully with clear sky. The surrounding atmosphere was really hot. And I saw a porter was carrying cement on his back walking towards a boat. There was a sack of cement on the wooden jetty. Perhaps it fell while being carried by one of the porters.

I made a colored pencil drawing about the mid-day scene of the Anggrem harbor. It was a modest harbor. Several years later, the people's harbor has been changed into a concrete jetty with concrete construction and paving block floor. I heard that it was inaugurated by Jokowi - President of Indonesia last year.
Now the modest look of the people's harbor has disappeared. At least, I did a small drawing of the old harbor as a souvenir.
Please, support this blog by buying my artworks below:

Pikul Semen

Suatu hari setelah memandu seorang wisatawan Jerman bernama Katja menikmati kegiatan snorkeling di Pulau Raimuti, saya mengantarnya kembali ke kota Manokwari. Kebetulan saat itu waktu menunjukkan pukul 02.00. Kami menyempatkan diri berkunjung ke rumah, Niko Asaribab - seniman Papua yang tinggal di kawasan Pelabuhan Anggrem. Karya-karyanya sebagian besar berupa ukiran dari kayu. Ada juga lukisan tentang pemandangan bawah laut terutama terumbu karang dan ikan-ikan tropis.
Pekerja pelabuhan di Manokwari sedang memikul semen tonasa
Pekerja Pelabuhan di Anggrem Manokwari sedang pikul semen
Setelah menghabiskan waktu kurang lebih setengah jam di situ, kami melanjutkan perjalan kami ke pelabuhan Anggrem. Di situ ada beberapa kayu yang merapat di dermaga. Ada tumpukan Semen Tonasa tak jauh dari tempat kami berdiri. Matahari bersinar penuh dan langit cerah. Suasana saat itu terasa panas. Dan saya melihat seorang buruh angkut barang yang memikul semen untuk dimuat ke kapal. Ada satu sak semen tergeletak begitu saja di dermaga kayu. Mungkin semen itu jatuh dari punggung salah satu buruh yang bekerja.
Saya membuat sebuah gambar tentang pemandangan di pelabuhan Anggrem itu. Pelabuhannya sangat sederhana. Beberapa tahun kemudian, pelabuhan itu telah berubah menjadi pelabuhan rakyat dengan konstruksi beton, lantai paving block. Pelabuhan yang baru tersebut saya dengar telah diresmikan oleh Presiden Indonesia Jokowi.
Kini suasana pelabuhan rakyat yang serba sederhana telah hilang. Setidaknya saya telah membuat sebuah gambar tangan berukuran kecil sebagai kenang-kenangan.

Friday, May 20, 2016

Lukisan Cat Air Burung Surga

Setelah membuat sketsa Burung Cendrawasih beberapa waktu yang lalu, langkah selanjutnya adalah mewarnainya agar karya seni ini nampak lebih bagus. Saya pakai Pensil Warna Cat Air ( Derwent Watercolour Pencils). Jadi saya bisa mengarsir atau mewarnai gambar layaknya seperti menggunakan pensil warna biasa. Selanjutnya saya gunakan kuas kecil yang telah dicelup sedikit ke dalam air dan menyapukannya ke permukaan gambar yang telah diwarnai untuk menciptakan efek sapuan kuas.

Lesser Birds of Paradise (Paradisaea minor)

Efek sapuan kuas basah mengakibatkan warna mengisi permukaan kertas secara lebih merata. Untuk menghemat waktu maka saya tidak mengarsir sketsa yang ada. Saya langsung menggunakan pensil itu sebagai cat air. Caranya mudah saja. Setelah mencelupkan kuas ke air, saya menyapukannya ke ujung pensil sesuai dengan warna yang saya kehendaki. Selanjutnya saya menyapu permukaan sketsa yang hendak diwarnai. Pekerjaan ini berisiko merusak gambar karena kertas yang saya pakai lebih tipis dari yang diperuntukan bagi lukisan cat air. Dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran, akhirnya saya bisa menyelesaikan lukisan tersebut. 

Beberapa tahun lalu, saya juga membuat gambar Cendrawasih jantan (1 ekor) dan betina (2 ekor) yang saya lihat di hutan Susnguakti Manokwari. Karena saya menggunakan pensil warna cat air Derwent untuk mengerjakannya maka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan gambar ini lama sekali hingga beberapa bulan. 
Semoga Anda menyukainya.

Cat Air Burung Cendrawasih
Sketsa Burung Cendrawasih
Gambar Burung Cendrawasih Merah
Gambar Vektor Cendrawasih Merah

Sunday, May 15, 2016

Gembok

Saya baru saja upload sebuah gambar ke Tropical Art. Kali ini saya tidak menggambar burung, bunga atau satwa liar. Yang saya unggah adalah grafik vektor "gembok" yang saya buat menggunakan Inkscape. Ini adalah benda yang terbuat dari besi dan setiap hari saya pegang. Saat membuka toko, saya akan mengambil kunci dari gantungan dan menuju ke pintu utama lalu memasukkan kunci tersebut ke dalam gembok. Setelah gembok terbuka saya akan mengeluarkannya dari lubang kaitan di dua daun pintu besar yang menutup toko. Kemudian pintu saya dorong dan mulailah saya bekerja sebagai seorang pemilik toko yang melayani pembeli mulai dari air mineral hingga lilin.
Grafik Vektor "Slot" versi Inkscape - kalau ini saya gambar pakai laptop dan mouse

Di malam hari, saya akan mengambil gembok ini kembali dan menggantungnya ke pintu utama toko sebelum menguncinya. Kegiatan ini merupakan salah satu dari aktivitas rutin selama beberapa tahun terakhir.
Bila saya sedang bekerja di luar rumah (sebagai pemandu wisatawan) maka saya akan berada di tengah hutan Papua atau di pulau-pulau terpencil di Raja Ampat, Teluk Cendrawasih atau di Teluk Triton selama beberapa hari. Oleh karena itu, tanggung jawab menggunakan gembok ini ada di tangan seorang karyawan saya.
Art drawing
Sketsa Gembok, kalau yang ini hasil goresan tangan
Sebenarnya istilah gembok kurang dikenal di Papua. Masyarakat di sini sudah terbiasa menggunakan kata 'slot.' Kata ini berasal dari bahasa Belanda "slot atau hangslot" yang artinya sama dengan gembok. Nah, sebagai penghargaan saya untuk jasa dari slot tersebut dalam menjaga keamanan toko saya saat ditutup maka saya buat sketsa dan gambar vektor dari slot tersebut, hehehe.....
Oh ya, hampir lupa. Saat saya sedang membuat sketsa pensil dari slot tersebut, saya ditemani oleh seorang perempuan muda berdarah Jerman. Dia bekerja sebagai guru di Cina. Waktu itu dia sedang berlibur di Manokwari. Dia duduk di hadapan saya sambil bercerita tentang berbagai hal. Akhirnya saya beri sejumlah penjelasan mengenai lokasi snorkeling di Perairan Manokwari dan trekking di hutan Pegunungan Arfak. Perempuan Jerman ini jalan-jalan seorang diri di papua. Dia pun mau bermalam di hutan Warmarway di Pegunungan Arfak untuk menonton burung Cendawasih. Tentunya dia tidak seorang diri. Saya sudah telpon pemandu lokal di kampung Warmarway bersama-sama dengan beberapa anak perempuan setempat untuk menemaninya selama di hutan. Waduh! Saya lupa namanya.

Wednesday, May 11, 2016

Burung Surga Jantan

Saya baru saja mengunggah sebuah gambar vektor ke akun di Redbubble. Judulnya adalah Lesser Birds of Paradise artinya Burung Surga Kecil. Dalam bahasa Indonesia, burung ini lebih dikenal dengan nama burung Cendrawasih. Gambar di bawah ini adalah Cendrawasih jantan. Burung
Burung ini hidup di hutan-hutan Papua. Burung surga dan burung-burung lainnya yang ada di hutan memegang peranan penting dalam kelestarian hutan hujan tropis Papua. 
Burung Cendrawasih Jantan dari hutan hujan tropis Papua
Mereka menyebarkan biji-bijian dari buah yang mereka makan ke seluruh penjuru hutan. Hutan hujan tropis sangat bermanfaat bagi kehidupan kita karena menyerap gas-gas CO2 yang kita lepaskan ke udara dari kendaraan bermotor, kompor dan termasuk rokok yang kita hisap sehari-hari. Pada saat yang sama, hutan tropis melepas Oksigen ke udara yang kita hirup setiap detiknya.
Sayang sekali, burung surga atau burung Cendrawasih ini terus diburu oleh masyarakat karena keindahan bulunya.
Cendrawasih jantan harus menunjukkan kelihaiannya berdansa guna memikat burung Cendrawasih betina agar mereka bisa kawin. Atraksi dansa ini telah menjadi daya tarik wisata terutama bagai wisatawan pencinta alam dan pengamat burung. Meskipun tur di hutan tergolong sulit, banyak yang tetap berminat untuk menjadi peserta. 
Sebagai seorang pemandu turis, saya telah mengatur perjalanan bagi ratusan wisatawan yang ingin menjelajah hutan sekaligus menonton keindahan burung ini. Saya biasa mengantar wisatawan pengamat burung tersebut ke Lembah Klasow di Kabupaten Sorong atau ke Pegunungan Arfak di Kabupaten Manokwari di Papua Barat.
Meskipun perjalanan di dalam hutan tergolong sulit, para wisatawan senang karena bisa melihat ekosistem hutan dan menonton tarian burung Cendrawasih yang bisa dibilang sebagai bonus buat mereka.
Baca juga:

Tuesday, May 3, 2016

Lukisan Cat Air Bunga Hibiscus

Lukisan kecil Bunga Hibiscus ini saya buat menggunakan pensil warna cat air Derwent. Saya melihat bunga itu saat sedang memandu seorang mahasiswi dari Inggris. Kami menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu menjelajah hutan belantara Papua Barat.  Kami berkemah di hutan, mengamati satwa liar terutama burung cendrawasih, dan bunga-bunga hutan yang tumbuh di pinggir sungai, anggrek yang ada di tanah maupun di cabang-cabang pohon serta tumbuhan yang merambat yang banyak jenisnya.
Pada mulanya saya tidak terlalu menaruh perhatian pada bunga hibiscus yang lebih dikenal dengan sebutan kembang sepatu. Namun, akhirnya saya menyadari bahwa saya belum pernah menggambar bunga hibiscus. Tak lama kemudian saya mencoba membuat sketsa memakai pensil Staedler 2B. Lalua saya mewarnainya. Dan jadilah lukisan kecil Kembang Sepatu ini seperti pada gambar berikut:

Lukisan Cat Air Kembang Sepatu
Saya tidak menyangka kalau lukisan yang sederhana ini laku dibeli seseorang sebagai desain cetak pada baju kaos Zazzle. Senang rasanya mendapati bahwa ada seseorang yang membeli kaos tersebut dan semoga dia menyukai karya seni ini.


Lukisan Kembang Sepatu di atas sudah bisa dipesan dalam bentuk t-shirt, casing ponsel, bantal dan tote bag bagi para pembaca di Indonesia. Silahkan klik gambar berikut untuk memesannya.
 Tote Bag Kembang Sepatu
Tote Bag Kembang Sepatu

Monday, May 2, 2016

Kupu-kupu Sayap Burung Ornitopthera Priamus

Setiap kali saya ke hutan mengantar wisatawan, selalu saja saya melihat kupu-kupu. Ada sejumlah spesies di Papua yang berukuran besar dengan bentangan sayap mencapai lebih dari 20 cm. Salah satu spesies yang umum saya jumpai adalah Ornithoptera priamus. Kupu-kupu ini suka mengumpulkan sari bunga kembang sepatu atau bunga jeruk.
Berikut ini adalah gambar dari kupu-kupu tersebut yang saya sket memakai pensil biasa dan warnai dengan Derwent Watercolor pencils.
Birdwing butterfy
Sengaja latar belakang gambar ini saya biarkan berwarna putih polos agar saya bisa menggambar ulang (dengan cara tracing) di komputer untuk keperluan pencetakan T-shirt atau produk -produk lainnya di zazzle.com/tropicalart sebagai berikut: Birdwing Butterfly T Shirt by tropicalart
Kupu-kupu ini hidup di hutan hujan tropis Papua dan berbagai pulau lain di sekitarnya. Sayang sekali hutan semakin rusak akibat aktivitas manusia. Semoga hutan dan kupu-kupu raksasa ini tetap  lestari selamanya.